Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Produsen Anjlok, Bursa Jepang Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,75 persen ke level 22.121,73, sedangkan indeks Topix ditutup tergelincir 1,29 persen ke level 1.538,61.
Bursa Saham Tokyo./Kiyoshi Ota - Bloomberg
Bursa Saham Tokyo./Kiyoshi Ota - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (1/7/2020), menyusul turunnya indeks kepercayaan produsen ke level terendah sejak 2009.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,75 persen ke level 22.121,73, sedangkan indeks Topix ditutup tergelincir 1,29 persen ke level 1.538,61.

Survei Bank of Japan yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan sentimen antara produsen besar menurun menjadi -34 pada kuartal II/2020 dari -8 pada kuartal sebelumnya.

Survei BOJ juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar berencana untuk meningkatkan pengeluaran modal sebesar 3,2 persen pada tahun fiskal berjalan hingga Maret 2021, lebih tinggi dari perkiraan semula.

Sejumlah saham otomotif melemah setelah survei BOJ mengindikasikan sentimen di antara produsen mobil besar turun menjadi minus 72 dari minus 17 pada Maret 2020.

Di antara saham yang bergerak, saham Toyota Motor ditutup melemah 0,77 persen sedangkan saham Honda Motor anjlok 1,81 persen. di sisi lain, saham Softbank menguat 1,63 persen.

Sentimen pasar turut dipengaruhi berita seputar pengesahan undang-undang keamanan nasional Hong Kong. Polisi Hong Kong melakukan penangkapan pertama pada hari Rabu, kurang dari 24 jam setelah undang-undang diberlakukan.

Investor memantau lonjakan infeksi virus yang mengancam proses pembukaan dan pemulihan perekonmian, setelah pakar penyakit menular AS Anthony Fauci mengatakan kasus baru dapat meningkat hingga 100.000 sehari jika perilaku masyarakat tidak berubah

Sementara itu, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menekankan kepada Kongres Selasa bahwa pengendalian virus corona menjadi hal utama dalam proses pemulihan ekonomi AS.

"Kami merasa seperti banyak berita baik telah diperkirakan pasar saham termasuk AS,” ungkap kepala strategi investasi Northern Trust, Jim McDonald, seperti dikutip Bloomberg.

"Ada optimisme bahwa pemulihan ekonomi V-shaped kemungkinan besar terjadi, sehingga ada risiko kekecewaan karena terancamnya pembukaan ekonomi di negara-negara besar," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper