Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pengembangan kawasan industri swasta siap bersaing dengan kawasan industri anyar milik pemerintah yang baru saja diresmikan di Batang. Kalangan swasta yakin memiliki berbagai kelebihan yang bisa menarik minat investor.
Direktur PT Puradelta Lestari Tbk. Tondy Suwanto mengatakan Greenland International Industrial Center yang dikelola perseroan punya keunggulan dibandingkan dengan kawasan industri di Batang.
“Masih ada investor lain yang akan relokasi. Kami percaya nantinya ada yang cocok dengan Deltamas [karena] kami lebih siap,” katanya kepada Bisnis, Rabu (1/7/2020).
Menurut Tondy, saat ini terdapat permintaan lahan seluas 120 hektare dari calon investor. Permintaan berasal dari investor asing dan domestik. Adapun investor asing yang tengah merapat berasal dari sektor teknologi.
Misal, perusahaan pusat data atau data center dan bisnis e-dagang atau e-commerce. Di luar itu ada pula sektor otomotif dan turunannya yang ikut mendekat. Sebagaimana diketahui, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia menjadi pembeli utama bagi DMAS dengan sumbangan Rp1,36 triliun pada 2019.
Tondy menambahkan di tengah pandemi covid-19 sudah ada beberapa calon investor yang mengunjungi kawasan industri Deltamas. Oleh sebab itu dia optimistis bakal ada penjualan tambahan di sisa tahun.
Baca Juga
“Ada yang sudah pernah datang, sedangkan untuk yang belum kami menggunakan sarana teknologi. Ada banyak cara untuk itu,” katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. Johannes Suriadjaja mengatakan perseroan juga sudah menerima beberapa permintaan lahan industri. Namun, karena wabah virus corona (Covid-19) penjualan lahan menjadi tertunda.
“Kondisi masih seperti ini belum ada investor yang mau datang ke Indonesia baru permintaan saja,” imbuhnya.
Menurutnya investor asing yang tengah menjajaki lahan perseroan berasal dari 3 negara Asia yaitu Korea Selatan, Jepang dan China. Adapun sektor yang digeluti oleh calon investor rata-rata otomotif serta turunannya dan bahan bangunan.
Lebih lanjut, Johannes membocorkan salah satu investor konglomerat tengah mendekati emiten berkode saham SSIA itu. Meski demikian, dia belum dapat memberikan detil calon pembeli tersebut.
Tahun ini SSIA mendapatkan permintaan seluas 200 hektare. Perseroan menargetkan mendapatkan komitmen penjualan tanah pada akhir kuartal III/2020.