Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka masih berada di ksiaran level tertinggi seiring dengan melonjaknya permintaan investasi aset aman di tengah kekhawatiran pasar atas meningkatnya jumlah infeksi Covid-19.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (30/6/2020) hingga pukul 10.11 WIB harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 di bursa Comex bergerak menguat 0,16 persen ke level US$1.784,1 per troy ounce. Adapun, emas spot koreksi 0,05 persen ke level US$1.771,98 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur mata uang greenback terhadap dolar koreksi 0,04 persen menjadi 97,495.
Laporan Monex Investindo Futures melaporkan harga emas mampu bertahan di level tertinggi pada hari Selasa (30/6/2020) karena masih ditopang oleh kondisi kasus baru virus korona di AS yang mengalami kenaikan.
"Selain itu kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global juga turun mendukung kenaikan harga emas," paparnya.
Secara teknikal, harga emas spot berpeluang bergerak naik menguji level resistan di US$1.777. Kenaikan lebih lanjut dari level resistan tersebut berpeluang menopang harga emas menguji level resisten selanjutnya di US$1.781 dan US$1.785.
Baca Juga
Namun bila bergerak turun harga emas berpotensi menguji level US$1.765, selanjutnya penembusan level support tersebut berpotensi menekan harga emas menguji level US$1.762 dan US$1.759.
Pada pertengahan perdagangan kemarin, emas sempat menyentuh level US$1.789 per troy ounce dan terus menguji level US$1.800 per troy ounce, level yang belum disentuhnya kembali sejak 2011.
Dalam publikasi riset Universitas Johns Hopkins, emas batangan menuju kuartal terbaiknya sejak 2016 seiring dengan jumlah kematian dari pandemi Covid-19 telah mencapai 500.000 jiwa di seluruh dunia, sedangkan kasus terkonfirmasi sudah melebihi 10 juta jiwa.
“Meningkatnya angka itu adalah pengingat mengerikan bahwa pandemi paling mematikan di era modern ini lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya,” tulis Universitas Johns Hopkins dalam publikasi risetnya seperti dikutip dari Bloomberg.
Senada, Analis Sumber Daya MineLife Pty Gavin Wendt mengatakan bahwa harga emas mendapatkan manfaat dari meningkatnya kekhawatiran pasar yang berkembang terkait Covid-19 yang dianggap telah diremehkan oleh banyak negara.
“Emas juga mendapatkan manfaat dari triliunan dolar stimulus yang akan digelontorkan oleh The Fed dan Pemerintah AS. Selain itu, proyeksi tingkat suku bunga acuan AS di area negatif juga menjadi pemicu. Dua sentimen ini akan mendorong emas ke rekor tertinggi,” ujar Wendt dikutip dari Bloomberg.
Untuk diketahui, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dijadwalkan untuk bersaksi di depan Komite Jasa Keuangan House pada Selasa (30/6/2020). Jika komentar kedua pejabat AS itu bernada dovis, akan menjadi tenaga tambahan emas untuk reli.