Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi masih sulit mencapai level 5.000 pada perdagangan Senin (29/6/2020). Kendati demikian, masih ada sejumlah saham pilihan yang prospektif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan lalu dengan naik 0,150 persen atau 7,358 poin ke level 4.904,088. Kapitalisasi pasar tercatat senilai Rp5.694,460 triliun.
Faktor meningkatnya kasus gelombang kedua Covid-19 di sejumlah negara menjadi penekan bursa saham global tidak terkecuali Indonesia. Selain itu, proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terkait resesi yang jauh lebih dalam pada 2020 serta pemulihan lebih lambat turut menjadi sentimen negatif.
IMF memprediksi produk domestik bruto (PDB) global akan menyusut 4,9 persen tahun ini atau lebih dalam dari proyeksi 3 persen yang dikeluarkan April 2020. Adapun, IMF memproyeksikan pertumbuhan hanya 5,4 persen pada 2021 atau turun dari prediksi sebelumnya 5,8 persen.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas menyampaikan pola gerak IHSG terlihat masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar, sedangkan sentimen negatif dari pergerakan market global yang sedang berada dalam tekanan juga masih membayangi pergerakan IHSG.
Mengingat fundamental perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi stabil, momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
Hari ini, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 4.789 - 4.971. Sejumlah saham pilihannya ialah SMRA, CTRA, TLKM, BBNI, SCMA, SRIL, dan AKRA.