Sin
Bisnis.com, JAKARTA— Sinyal lanjutan terkait dengan pemulihan permintaan mengangkat harga minyak dunia setelah status lockdown di beberapa negara dicabut.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (19/6/2020), bursa berjangka di New York tak banyak berubah setelah menguat 2,3 persen pada Kamis (18/6/20020). Kenaikan tersebut mengantarkan harga minyak ke penguatan sebesar 7 persen dalam sepekan.
Perusahaan terkemuka seperti Vitol SA dan Trafigura Group mengatakan permintaan minyak global saat ini pulih secara cepat dari titik nadir. Kendati demikian, ada peringatan bahwa potensi kembalinya virus masih membayangi prospek jangka panjang.
Terlebih, China saat ini masih berjuang melawan virus setelah penyebaran virus di Wuhan bisa ditangani. Di sisi lain, Amerika Serikat masih mencatat lonjakan kasus dan perawatan pasien corona di Florida dan Texas.
Bursa berjangka untuk komoditas gasoline pengiriman cepat di AS diperdagangkan pada premium untuk kontrak bulan kedua. Hal ini merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam tiga bulan.
Kejadian itu memberikan sinyal positif bahwa para pengemudi kembali ke jalan jelang liburan musim panas.
Namun, minyak mentah acuan AS gagal menyentuh US$40 per barel sejak awal Maret meskipun konsumsi membaik. Banjir pasokan pada akhirnya menahan penguatan dengan harga yang lebih tinggi mendorong beberapa produsen minyak serpih atau shale oil mengaktifkan kembali sumurnya.
Hal itu juga diungkapkan Continental Resources Inc., produsen yang berkantor pusat di Oklahoma, AS. Pereusahaan menyatakan akan mulai membawa produksi dari sumur-sumur yang sebelumnya mati.
Adapun, hasil produksi kemungkinan hanya 50 persen dari kapasitas total dan akan mulai mengalir pada Juli.
Terlepas dari itu, OPEC+ menggelar rapat sacara daring untuk menyelesaikan kesepakatan. Irak yang kerap mencurangi kuota menyebut bahwa kali ini pihaknya bakal menerapkan pemangkasan produksi pada bulan ini secara penuh.
Hal itu sejalan dengan detail kesepakatan terkait dengan kompensasi atas target pada Mei yang gagal tercapai.
Setelah menimbun minyak, investor ritel mulai melepas asetnya. Para pedagang mencatat penarikan dana investor mencapai US$205 juta taruhan terhadap harga minyak naik. Penarikan dana tersebut pun merupakan penarikan kolektif yang terbesar dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun.