Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pasar saham yang sempat merapuh akibat pandemi Covid-19 diyakini akan membaik dengan dimulainya masa kenormalan baru alias new normal.
Menurut Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Syafrudin pendapatan KSEI terkoreksi karena kondisi market yang tak terlalu menguntungkan akibat pandemi. Apalagi pendapatan usaha KSEI utamanya bersumber dari value transaksi dan nilai aset yang tersimpan di KSEI.
"Kalau mengacu pada situasi market saat awal-awal tahun nilai transaksi harian di bursa lebih kecil dari asumsi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) maka target yang ditetapkan terkoreksi," paparnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Demikian juga dengan nilai aset yang tersimpan di KSEI, Syafruddin menjelaskan turunnya indeks juga merepresentasikan turunnya nilai aset yang tersimpan di KSEI. Walau demikian, dia mengatakan KSEI memiliki komitmen tetap mendorong pasar.
"Kami siapkan paket-paket stimulus dan subsidi bagi para pelaku, walau tentunya juga akan berpengaruh pada target rencana keuangan. Kami berharap bisa membantu para pelaku pasar untuk bisa bersama-sama melewati kondisi ini," ujarnya.
Selain anggaran, yang juga terpengaruh pada adalah target rencana kerja tau proyek. Hal ini karena konsultan maupun vendor atau developer juga menghadapi keterbatasan selama masa pandemi ini.
Terkait penyesuaian aktivitas, Syafruddin memerinci bahwa secara umum aktivitas operasional tidak terlalu berpengaruh. Dia beralasan infrastrutur KSEI cukup mendukung untuk operasional dengan mekanisme work from home (WFH).
"Komunikasi dan koordinasi operasional, termasuk teknologi informasi sehari-hari dapat dilakukan dari rumah," paparnya.
Alhasil selama pandemi, kebutuhan untuk hadir di kantor hanya dilakukan untuk aktivitas-aktivitas terjadwal yang memang membutuhkan kehadiran karyawan direksi di kantor. Misalnya, tanda tangan perjanjian dengan pihak luar, atau maintenance perangkat yang support pendampingan kehadiran vendor di kantor
Untuk antisipasi atas kondisi serupa di masa depan, Syafuddin menyatakan bahwa perusahaan sudah memiliki panduan business continuity planning. Perusahaan juga rutin melakukan uji kalau ada kejadian bila karyawan tidak bisa bekerja di kantor.
"Tapi memang baru kali ini ada kondisi nyata bahwa bekerja tidak di kantor ini dilakukan untuk periode waktu yang cukup lama," jelasnya.
Ke depan sebagai pembelajaran bagi pebisnis maupun investor adalah kesehatan dan keselamatan karyawan tetap menjadi prioritas utama.