Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan Terbatas, Bursa Kanada Kalah Saing dari Bursa AS

Kendati ditutup pada zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (12/6/2020), indeks Kanada S&P/TSX sudah merosot 5,8 persen dalam perdagangan tiga hari sebelumnya.
Toronto Stock Exchange (TSX)/ Bloomberg
Toronto Stock Exchange (TSX)/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan bursa Kanada tampaknya memang sudah sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mengungguli kinerja indeks unggulan pesaingnya, bursa Amerika Serikat (AS).  

Berdasarkan data Bloomberg, kendati ditutup pada zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (12/6/2020), indeks Kanada S&P/TSX sudah merosot 5,8 persen dalam perdagangan tiga hari sebelumnya.

Pekan ini jelas menjadi minggu terburuk bagi bursa Kanada setelah penurunan terdalamnya pada Maret lalu.

Kontraksi indeks ini sejatinya disebabkan oleh kekhawatiran gelombang kedua kasus positif Covid-19 dan data ekonomi yang berada jauh di bawah perkiraan.

Chief Investment Officer Greg Taylor mengatakan pergerakan pasar di bursa Kanada seperti itu memang sangat dibutuhkan.

“Pasar saham menukik terlalu cepat dalam sebulan terakhir dan saya rasa masih ada peluang koreksi sehat dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Sementara itu, indeks utama Amerika Serikat S&P 500 mulai menghijau secara cepat. Secara year-to-date, indeks S&P 500 hanya terkoreksi 6,65 persen, sedangkan indeks TSX masih terkoreksi 11 persen, hampir dua kali lipat dari lompatan indeks S&P 500.

Taylor menambahkan kontribusi kecil saham emiten teknologi dan penurunan harga minyak dunia menjadi dua penyebab utama penurunan indeks negara di kawasan Amerika Utara tersebut.

Kepala Investasi Strategis Manulife Investment Management Philip Petursson pun ikut prihatin perihal kemerosotan sektor pasar perumahan di tengah beban utang negara yang tinggi.

Hal ini, lanjutnya berpengaruh kepada sektor perbankan yang berkontribusi sekitar seperlima dari indeks pasar saham di negara tersebut.

Lebih lanjut, data pada Jumat (12/6/2020) menunjukkan rasio pendapatan dari pengeluaran rumah tangga Kanada naik menjadi 176,9 persen pada kuartal pertama, tertinggi sejak akhir 2018.

"Risiko terbesar ke depan adalah kejatuhan ekonomi lagi, baik itu gelombang kedua Covid-19 atau kinerja ekonomi yang menurun, meningkatnya default dan lain-lain. Investor tidak boleh cepat-cepat lari ke pasar pada level ini," ungkap Taylor.

Dia menyatakan pergerakan indeks yang menyentuh titik terendahnya pada Maret lalu kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat mengingat pemerintah federal dan bank sentral sudah mengambil langkah-langkah stimulus proaktif untuk untuk menjaga ekonomi tetap berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper