Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR: Risiko Bank Masih Tinggi, Kucuran Dana Bansos Makin Deras

Berita mengenai ancaman pemburukan kualitas kredit yang membayangi industri perbankan serta lonjakan kucuran dana bantuan sosial, antara lain, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (11/6/2020).
Karyawati beraktivitas di depan patung banteng di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di depan patung banteng di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai ancaman pemburukan kualitas kredit yang membayangi industri perbankan serta lonjakan kucuran dana bantuan sosial menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (11/6/2020).

Berikut sejumlah ringkasan topik utamanya:

Risiko Bank Masih Tinggi. Ancaman pemburukan kualitas kredit masih membayangi industri perbankan di tengah tahapan pembukaan kembali ekonomi. Kebijakan restrukturisasi justru berisiko menjadi bom waktu peningkatan NPL.

Secara umum, kinerja industri perbankan pada kuartal I/2020 masih relatif stabil. Namun, memasuki kuartal II/2020, tekanan bisnis mulai terjadi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai respons pemerintah terhadap penyebaran Covid-19.

Kucuran Dana Bansos Makin Deras. Pemerintah telah menggenjot belanja untuk meminimalisasi dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian dan masyarakat. Hingga awal bulan ini, realisasi belanja mencapai Rp875,1 triliun. Dari jumlah tersebut, belanja bantuan sosial mengalami lonjakan paling tajam yakni mencapai 35,5 persen.

Stimulus BUMN Perlu Evaluasi. Pemerintah disarankan untuk mengevaluasi perusahaan pelat merah yang akan mendapatkan suntikan dana dalam rangka stimulus program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

AS-UE Bisa Menegang Lagi. Upaya meredakan ketegangan perdagangan Transatlantik terhenti setelah Amerika Serikat mundur dari perundingan tentang subsidi pesawat dengan Uni Eropa.

Ekonomi Global Bisa Susut 6 Persen.  Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi hingga 6 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper