Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Royal Bagi Dividen, Likuiditas Bukit Asam (PTBA) Masih Solid

Posisi kas setara kas Bukit Asam per 31 Maret 2020 mencapai Rp7,5 triliun dan dinilai masih mencukupi untuk membayarkan dividen serta membiayai ekspansi.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Arviyan Arifin memberikan keterangan saat paparan kinerja di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Arviyan Arifin memberikan keterangan saat paparan kinerja di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam Tbk., menegaskan likuiditas perseroan akan tetap terjaga meskipun membagikan dividen dengan rasio hingga 90 persen dari laba bersih.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan bahwa rasio pembagian dividen untuk tahun buku 2019 tersebut tidak akan mengganggu posisi likuiditas perseroan di tengah banyaknya tantangan bisnis saat ini. Hal itu pun didukung oleh kinerja perseroan dalam dua tahun terakhir yang berhasil mencatatkan pertumbuhan cukup baik.

Dia menjelaskan bahwa posisi kas setara kas perseroan per 31 Maret 2020, sekitar Rp7,5 triliun dan masih mampu untuk membayarkan dividen serta membiayai belanja modal atau capital expenditure perseroan tahun ini hingga Rp4 triliun.

“Pembayaran dividend payout ratio ini tidak mempengaruhi posisi likuiditas kami dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan masih dapat mendukung ekspansi perseroan untuk menjalankan beberapa proyek,” ujar Arviyan saat konferensi pers secara virtual usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (10/6/2020).

Untuk diketahui, emiten berpelat merah dengan kode saham PTBA itu membagikan dividen Rp3,65 triliun atau setara dengan 90 persen dari total laba bersih pada 2019 senilai Rp4,05 triliun.

Besaran rasio pembayaran dividen atau DPR itu cukup besar mengingat, realisasi laba bersih PTBA turun 19,24 persen pada 2019 dibandingkan dengan Rp5,02 triliun periode 2018.

Dengan demikian, nilai yang diterima oleh pemegang saham adalah sebesar Rp316,8 per saham dengan total imbal hasil mencapai 13,5 persen.

Adapun, DPR itu juga disebut sebagai rasio dividen terbesar yang pernah dibagikan PTBA sepanjang sejarah. Bahkan, Arviyan juga menyebutkan bahwa rasio dividen itu merupakan yang terbesar di antara badan usaha milik negara (BUMN) lainnya.

Pasalnya, dalam dua tahun terakhir, perseroan membagikan dividen hanya dengan rasio sebesar 75 persen terhadap laba bersih.

Pada 2018, PTBA membagikan dividen senilai Rp3,76 triliun dengan nilai dividen per share (DPS) sebesar Rp339,63 per saham.

Lalu, perseroan memutuskan membagikan dividen tunai dengan total Rp3,35 triliun atau Rp318,52 per lembar saham untuk tahun buku 2017.

Head of Business Development Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan bahwa tingginya rasio pembagian dividen PTBA merupakan bukan hal yang mengejutkan bagi sebagian investor.

Pasalnya, PTBA dikenal sebagai emiten yang royal dalam membagikan dividen. Produsen batu bara itu juga masuk ke dalam konstituen IDX High Dividend 20 (IDXHIDIV20).

IDXHIDIV20 beranggotakan 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir. Tidak hanya itu, penghuni indeks itu juga dikenal memiliki dividend yield yang tinggi.

Selain itu, salah satu faktor penentuan tingginya DPR itu seiring dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), sebagai pemegang saham terbesar PTBA, membutuhkan dana cukup besar untuk mengakuisisi PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Dia juga menjelaskan bahwa likuiditas bukanlah masalah untuk PTBA. Posisi DER PTBA saat ini berada di net cash position dan interest coverage ada di 23,9 kali. 

“Selain itu, PTBA memiliki demand cukup stabil dari PLN, sehingga dampak tertekannya industri batubara ke PTBA tidak sedalam ke perusahaan batubara lainnya,” jelas Bernadus kepada Bisnis, Rabu (10/6/2020).

Dia merekomendasikan Hold untuk saham PTBA.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper