Bisnis.com, JAKARTA – Reli positif nilai dolar Australia semakin menekan perusahaan hedge fund yang bertaruh terhadap pelemahan nilai mata uang tersebut. Sejumlah data yang akan dirilis pada minggu ini diharapkan menjadi katalis positif untuk menekan dolar Australia.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (8/6/2020), nilai dolar Australia telah menguat 27 persen terhadap dolar AS sejak mengalami pelemahan tertinggi dalam 18 tahun pada pertengahan Maret lalu. Bank sentral Australia, The Reserve Bank of Australia juga belum melakukan intervensi apapun karena menilai penguatan ini masih akan terjadi.
Sementara itu, perusahaan pengelola dana jumbo atau hedge fund yang bertaruh nilai dolar Australia akan melemah karena perlambatan ekonomi kini mulai merasakan efek negatifnya. Tensi dengan China, yang menjadi importir terbesar Australia di sektor komoditas, tidak memberikan dampak signifikan terhadap reli dolar Australia.
Data dari Commodity Futures Trading Commission menyebutkan hingga 2 Juni, sebanyak 15.400 kontrak yang dimiliki perusahaan hedge fund ini memiliki posisi bertaruh terhadap pelemahan nilai dolar Australia.
Sementara itu, rilis data indeks kepercayaan konsumen dan bisnis Australia pada minggu ini berpotensi menolong perusahaan-perusahaan tersebut apabila indeks tersebut memperlihatkan data yang kurang meyakinkan.
“Dalam waktu dekat, nilai dolar Australia kemungkinan akan menembus 0,70 seiring dengan kondisi pasar yang terpengaruh sentimen positif. Kebijakan bank sentral Australia yang menolak memberlakukan suku bunga negatif akan menjadi bantalan yang kuat apabila nilai dolar Australia mulai terkoreksi,” ujar Head of Asia Strategy di SEB Singapore, Eugenia Fabon Victorino.
Baca Juga
Adapun data-data ekonomi yang akan dirilis pada minggu ini adalah data produk domestik bruto (PDB) dan neraca transaksi berjalan Jepang serta data volume bangunan Selandia Baru di kuartal I yang rilis pada 8 Juni; indeks kepercayaan bisnis Australia dan Selandia Baru serta pendapatan tenaga kerja Jepang pada 9 Juni.
Sementara pada 10 Juni, Australia akan merilis indeks keyakinan konsumen dan data pinjaman rumah. Selandia baru akan mengeluarkan data aktivitas manufaktur pada kuartal I/2020.
Pada 11 Juni Selandia Baru akan merilis angka konsumsi ritel negaranya, dan Malaysia akan mengeluarkan nilai produksi industrinya. Adapun pada 12 Juni, Selandia Baru akan merilis indeks PMI Manufaktur, Jepang akan mengeluarkan nilai produksi