Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Hingga Lebaran Moncer, Bagaimana Kinerja Emiten Telekomunikasi pada Kuartal II/2020?

Sepanjang periode Lebaran 2020, emiten-emiten telekomunikasi tercatat membukukan kenaikan trafik yang signifikan, melanjutkan lonjakan trafik di masa awal periode belajar dan bekerja dari rumah akibat pandemi.
Karyawan melayani pelanggan di pusat layanan pelanggan Telkomsel di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin(27/1/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melayani pelanggan di pusat layanan pelanggan Telkomsel di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin(27/1/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten telekomunikasi mengaku belum dapat memproyeksikan pendapatan mereka untuk kuartal II/2020 yang bertepatan dengan periode Lebaran 2020 serta mulai berlakunya kenormalan baru.

Sepanjang periode Lebaran 2020, emiten-emiten telekomunikasi tercatat membukukan kenaikan trafik yang signifikan, melanjutkan lonjakan trafik di masa awal periode belajar dan bekerja dari rumah akibat pandemi.

PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang mengalami kenaikan trafik layanan data sebesar 25 persen dibandingkan hari biasa sebelum masa pandemi. Sementara anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), yakni PT Telkomsel Indonesia mencatat kenaikan trafik 22,28 persen dalam periode yang sama.

Di sisi lain, per Juni ini sejumlah daerah terpantau mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSSB). Pun, pemerintah mulai mengizinkan sektor-sektor yang tadinya dibatasi untuk kembali melakukan aktivitas.

Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. (EXCL) Dian Siswarini menilai tidak akan terjadi penyusutan atau perubahan trafik yang signifikan jika masyarakat kembali melakukan aktivitas di luar rumah kembali.

Pasalnya, Dian menyatakan trafik mulai kembali normal di beberapa pekan terakhir dan tak terjadi lagi lonjakan seperti awal PSBB diberlakukan. Meskipun demikian, dia mengaku belum dapat memberikan gambaran untuk proyeksi pendapatan di kuartal kedua ini.

“Untuk proyeksi kuartal II/2020 kami belum bisa memberikan informasi,” ujarnya.

Terpisah, Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan pihaknya secara intensif terus melakukan pemantauan atas pergerakan trafik komunikasi pelanggan terutama layanan data selama darurat pandemi COVID-19 ini masih berlangsung.

Menurutnya, ada perubahan pola gaya hidup masyarakat dalam menyesuaikan aktivitas mereka sehari-hari, yang mana makin menguatkan adaptasi masyarakat dalam pemanfaatan teknologi yang membutuhkan layanan data.

“Setidaknya di kemudian hari adaptasi pemanfaatan digital semakin kuat walau mungkin nanti kebijakan himbauan untuk beraktivitas di rumah sudah tidak lagi diperketat,” katanya belum lama ini.

Lebih lanjut Denny mengatakan sejauh ini rencana bisnis Telkomsel masih sesuai dengan yang telah ditetapkan di awal tahun meski tak menampik bahwa perubahan pola penggunaan layanan oleh pelanggan selama masa pandemi akan berpengaruh terhadap kinerja perseroan.

“Namun saat ini masih terlalu dini untuk memperhitungkan secara keseluruhan,” ujar Denny.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan pihaknya optimistis pendapatan sektor telekomunikasi masih dapat bertumbuh ditopang oleh konsumsi data meski sebagian masyarakat tak lagi beraktivitas di rumah. 

Menurut Etta, semakin maraknya aplikasi berbasis video seperti TikTok, YouTube, Netflix, dan aplikasi Video Conference masih menjadi penopang utama konsumsi data. Sebaliknya, aplikasi kantor/dokumen justru tidak berkontribusi secara signfikan terhadap pertumbuhan data.

“Saya rasa sebagian orang masih akan melakukan pekerjaan secara remote karena mereka cenderung melakukan pembatasan ruangan di normal baru, sehingga kebutuhan untuk Video Conference masih akan cukup tinggi,” katanya saat dihubungi Bisnis.

Akan tetapi, tambah Etta, tantangan bagi industri telekomunikasi justru akan mulai muncul di paruh kedua tahun ini, sehubungan dengan turunnya daya beli masyarakat, terutama yang bekerja di sektor informal.

 “Jika daya beli menurun, maka terbuka peluang terjadi perang harga untuk mempertahankan pangsa pasar,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper