Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak Brent menembus harga US$40 per barel untuk pertama kalinya dalam tiga bulan setelah munculnya rencana perpanjangan pemangkasan produksi oleh OPEC+.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada Rabu (3/6/2020), pasar berjangka di London ditutup menguat 1 persen. Perolehan ini merupakan yang tertinggi sejak 6 Maret lalu saat perundingan OPEC+ tidak membuahkan hasil.
Rusia dan beberapa negara lainnya diperkirakan akan meminta perpanjangan pengurangan produksi minyak yang semula berakhir pada Juli 2020 selama 1 bulan. Rencana ini sejalan dengan permintaan Arab Saudi yang menginginkan perpanjangan selama sekitar satu hingga tiga bulan.
Sementara itu, American Petroleum Institute melaporkan cadangan minyak di gudang penyimpanan di Cushing, Oklahoma telah menurun 2,2 juta barrel minggu lalu. Bila data ini dikonfirmasi oleh pemerintah AS pada hari rabu, ini akan menjadi penurunan cadangan minyak selama empat minggu berturut-turut.
Meskipun telah menunjukkan tren positif, jalan untuk kembali ke level harga sebelum pandemi virus corona masih cukup berliku. Demonstrasi atas kematian George Floyd di AS menimbulkan risiko penularan virus yang tinggi. Selain itu, perjalanan internasional serta kembalinya produksi minyak serpih di AS juga menjadi faktor penghambat.
“Pasar minyak semakin dekat ke keseimbangan yang lalu. Hal ini terlihat dari mulai meningkatnya permintaan terhadap minyak dan negara-negara mulai membuka kembali kegiata ekonominya. Meski demikian, efek dari pertemuan OPEC+ diperkirakan tidak akan terlalu signifikan,” ujar Vice President of Group Research di DBS Bank Ltd. Suvro Sarkar.
Baca Juga
DBS memperkirakan harga minyak Brent akan berada di kisaran US$42 hingga US$47 per barrel, naik US$5 dari estimasi sebelumnya. Pelonggaran karantina di beberapa negara sebelum kenaikan angka penularan virus corona memungkinkan terjadinya pemulihan permintaan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman bulan Agustus naik 1,2 persen ke posisi US$40,06 per barrel pada bursa berjangka ICE Futures Europe hingga pkul 11.09 waktu Singapura setelah ditutup menguat 3,3 persen pada Selasa kemarin.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Juli naik 2,1 persen menjadi US$37,58 di bursa New York Mercantile Exchange setelah menguat 3,9 persen pada sesi sebelumnya. Minyak WTI telah mengalami kenaikan sejak akhir April 2020.