Bisnis.com, JAKARTA – Saham Tiffany & Co. anjlok menyusul kabar tentang ketidakpastian soal kesepakatan akuisisi label perhiasan ternama ini oleh raksasa barang mewah LVMH.
Women's Wear Daily melaporkan bahwa kesepakatan LVMH untuk membeli Tiffany & Co. menjadi tidak pasti di tengah pergolakan yang tengah dihadapi ekonomi Amerika Serikat akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Mengutip sumber terkait, Women’s Wear Daily memaparkan bahwa para anggota dewan direksi LVMH mengadakan pertemuan pada Selasa (2/6/2020) waktu setempat untuk membahas kesepakatan yang diusulkan.
Para anggota dewan disebut khawatir tentang pandemi Covid-19 yang telah menggoyang ekonomi AS dan meningkatnya keresahan publik akibat aksi kekerasan pihak kepolisian terhadap seorang warga kulit hitam bernama George Floyd.
Di samping itu, mereka menyatakan keprihatinan tentang kemampuan Tiffany untuk menutupi perjanjian utangnya pada akhir transaksi.
Hingga berita ini diturunkan, perwakilan Tiffany belum memberikan komentarnya terkait isu tersebut. Di sisi lain, pihak LVMH menolak untuk berkomentar. Saham konglomerat asal Prancis ini dikabarkan naik 0,8 persen pada awal perdagangan Rabu (3/6/2020) di Paris.
Baca Juga
Sementara itu, saham Tiffany, yang dihentikan selama beberapa menit karena volatilitas, turun sebanyak 13 persen, penurunan tertajam sejak 2015 secara intraday, sebelum ditutup turun 8,9 persen pada Selasa (2/6/2020).
"Saya pikir adalah hal yang normal jika LVMH secara internal membahas usulan akuisisi Tiffany, mengingat besarnya kesepakatan itu, situasi Covid-19, dan kerusuhan sosial baru-baru ini di AS," tulis Analis Sanford C. Bernstein Luca Solca.
Namun begitu, Solca mengakui akuisisi Tiffany akan memberi peluang strategis yang unik untuk LVMH serta meningkatkan posisinya dalam label perhiasan bermerek.
“Timbul pertanyaan mengenai apakah LVMH akan mencoba untuk menegosiasikan kembali ketentuan-ketentuan yang lebih baik,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Rencana akuisisi Tiffany oleh LVMH dengan kesepakatan senilai lebih dari US$16 miliar tumbuh menjadi bahan spekulasi setelah pandemi virus Corona tiba-tiba mengubah lanskap konsumen di seluruh dunia.
Untuk LVMH, kesepakatan ini pada awalnya sangat masuk akal. Membeli Tiffany yang berbasis di AS akan membantu pemilik brand Louis Vuitton ini menantang rivalitas pemilik Cartier, Richemont, untuk mendominasi bisnis perhiasan global.
Namun, ketika banyak warga Amerika semakin membatasi pengeluaran dan toko-toko ritel untuk sementara waktu menutup pintu mereka di tengah pandemi, eksposur ke pasar AS semakin tidak memiliki daya tarik yang sama seperti ketika kesepakatan ini diumumkan pada November 2019.