Bisnis.com, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menyatakan dana talangan modal kerja yang diberikan oleh pemerintah diharapkan dapat mendorong peran perseroan dalam memulihkan ekonomi nasional.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dukungan dana ini akan digunakan oleh pereroan untuk mendorong industri hilir dan industri pengguna baja tetap bergerak di tengah pandemi Covid-19.
“Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional,” katanya melalui ketarangan resmi yang diperoleh Bisnis, Selasa (2/6/2020).
Dia menjelaskan, sejak April, tekanan dampak Covid-19 terhadap ekonomi mulai meningkat. Hal ini juga berdampak terhadap penurunan permintaan di industri baja hingga 50 persen. Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut sampai akhir tahun.
Padahal, hingga Maret atau kuartal I/2020 perseroan telah berhasil mencatatkan kinerja positif. Perseroan dapat membukukan laba pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir.
“Menurunnya permintaan pasar mengakibatkan rendahnya utilisasi industri. Hal ini berdampak kepada tergerusnya modal kerja dari pelaku industri karena harus menanggung beban selama 3 bulan terakhir untuk mempertahankan pabrik tetap beroperasi,” katanya.
Baca Juga
Dia menjelaskan keterbatasan modal kerja juga menyulitkan pelaku industri membeli bahan baku dan membiayai operasional pabrik. Jika kondisi ini dibiarkan, lanjutnya, dikhawatirkan pelaku industri hilir dan pengguna baja akan menutup pabrik secara permanen.
“Keadaan ini sangat beresiko bagi perekonomian nasional karena untuk menghidupkan kembali sektor industri ini memerlukan waktu dan biaya yang besar dan effort yang tidak sedikit,” katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa industri baja merupakan Mother of Industry yang memiliki multiplier effect sangat besar, khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Silmy menyatakan Krakatau Steel sebagai BUMN dengan dukungan Pemerintah berinisiatif untuk menggerakkan kembali industri hilir dan industri pengguna baja agar tetap beroperasi.
Industri hilir yang terdampak di antaranya industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis alumunium seng (BjLAS) dan baja lapis timah. Sementara itu, industri pengguna baja, di antaranya minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.
Inisiatif ini diharapkan membuat rantai pasok industri hulu, antara, sampai hilir dapat segera normal kembali. Silmy mengharapkan inisiatif ini pada akhirnya dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Emiten berkode saham KRAS ini merupakan satu dari 12 BUMN yang akan mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Perseroan dijatahkan mendapatkan dana talangan modal kerja sebanyak-banyaknya Rp3 triliun. Dana ini diberikan melalui investasi nonpermanen pemerintah pada Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan.