Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham India melanjutkan tren penguatan selama empat hari berturut-turut setelah pemerintah setempat mengumumkan langkah-langkah untuk mulai melakukan pelonggaran karantina nasional.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (1/6/2020), indeks S&P Sensex dan NSE Nifty 50 mengalami kenaikan setidaknya 2,7 persen pada pukul 10:04 waktu Mumbai, India. Kenaikan ini sekaligus mencatatkan rekor bertahan di zona hijau terpanjang sejak 30 April 2020 lalu.
Sentimen positif kenaikan indeks di India didukung oleh kondisi serupa di pasar Asia setelah Presiden AS Donald Trump urung memberikan sanksi yang kuat kepada China karena pemberlakuan UU Keamanan yang baru di Hong Kong. Kedua indeks tersebut tergelincir 3 persen pada bulan lalu setelah sempat mengalami rebound pada April 2020 dari penurunan terbesar pada 23 Maret 2020.
Sementara itu, rencana pelonggaran karantina nasional dilakukan dengan memperbolehkan pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat ibadah dibuka kembali mulai 8 Juni mendatang. Karantina akan tetap diberlakukan pada wilayah dengan jumlah kasus positif virus corona yang cukup banyak hingga 30 Juni.
Chokkalingam G, Head of Investment Advisory di Equinomics Research & Advisory Pvt., Mumbai mengatakan, pembukaan ekonomi India wajib dilakukan untuk menekan kontraksi pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi seiring dengan jumlah kasus positif virus corona yang terus mengalami kenaikan.
“Tidak membuka kegiatan ekonomi akan menimbulkan krisis yang tidak dapat dikendalikan," ujarnya.
Baca Juga
Sejumlah ekonom memperkirakan kontraksi GDP India akan terjadi pada tahun ini hingga Maret 2020 mendatang. Bila terjadi, penurunan tersebut merupakan yang pertama kali dalam 4 dekade. Menurut laporan pemerintah, GDP India pada Maret 2020 naik 3,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun imbal hasil (yield) dari obligasi tenor 2029 naik 2 basis poin ke posisi 6,03 persen dan nilai Rupee menguat 0,4 persen ke level 75.3075 per dolar AS.