Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aljazair Usulkan Percepatan Rapat Menteri OPEC, Mengapa?

Aljazair mengusulkan rapat menteri OPEC dipercepat menjadi 4 Juni 2020, dari jadwal semula pada 9-10 Juni. Apa alasan percepatan ini?
Pengeboran minyak lepas pantai./Bloomberg
Pengeboran minyak lepas pantai./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Aljazair mengusulkan percepatan jadwal rapat menteri Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) menjadi 4 Juni 2020, sehingga dapat memudahkan komunikasi jika ada perubahan terkait pengiriman minyak dari para produsen global.

Aljazair sedang menjabat sebagai pimpinan OPEC, sebuah jabatan yang dirotasi di antara negara-negara anggotanya. Adapun jadwal pertemuan yang ditetapkan sebelumnya adalah pada 9-10 Juni.

Bloomberg melaporkan Minggu (31/5/2020), Menteri Energi Aljazair Mohamad Arkab mengirimkan pesan usulan tersebut melalui grup WhatsApp kepada para menteri energi anggota OPEC. Dia menyatakan perubahan jadwal akan memudahkan para produsen emas hitam itu untuk memberitahu pelanggannya jika ada perubahan mengenai pengiriman.

Para produsen dan pembeli minyak umumnya menyepakati berapa banyak minyak mentah yang akan dikirimkan pada bulan berikutnya. Menurut sumber Bloomberg yang tidak disebutkan identitasnya, rapat menteri OPEC yang lebih awal akan memungkinkan para produsen untuk mempertimbangkan berbagai kebijakan baru ke dalam kesepakatan itu.

Namun, jika usulan ini diterima, maka jadwal pertemuan komite, yang biasanya digelar sebelum rapat menteri, juga akan berubah. Dewan Komisi Ekonomi OPEC dijadwalkan diselenggarakan pada 2-3 Juni, sedangkan Komite Teknis Bersama yang membahas implementasi pemangkasan produksi sebelumnya ditetapkan pada 5 Juni.

Saat ini, negara-negara OPEC dan mitranya telah sepakat untuk menurunkan produksi hingga 9,7 juta barel per hari (bph) atau sekitar 10 persen dari pasokan global. Adapun Arab Saudi dan negara-negara produsen di Teluk menambah pemangkasan lebih dari 1 juta bph.

Kesepakatan saat ini memungkinkan OPEC dan mitranya untuk merelaksasi pemotongan produksi menjadi sekitar 8 juta bph. Namun, dengan harga minyak yang masih belum menjauh dari US$35 per barel, jauh di bawah pengeluaran pemerintah yang harus ditutup oleh negara-negara OPEC, pemangkasan produksi lebih jauh masih mungkin terjadi demi mengangkat harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper