Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten properti yakni PT Ciputra Development Tbk. dan PT Alam Sutera Realty Tbk. membidik dua segmen pembeli yang berbeda di tengah pandemi.
Perusahaan yang dirintis oleh Sang Begawan Properti Alm. Ciputra memilih pembeli rumah baru. Direktur Independen Ciputra Development Tulus Santoso mengatakan perseroan memilih pembeli rumah anyar sebagai target konsumen.
“Target kami adalah pembeli rumah pertama,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (28/5/2020).
Tahun ini, Ciputra Development menargetkan bisa meraih prapanjuelan tau marketing sales antara Rp6,1 triliun sampai dengan Rp6,7 triliun.
Selain itu, emiten berkode saham CTRA itu juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1 triliun pada tahun ini. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu terjadi peningkatan sekitar 72,11 persen atau sebesar Rp581 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, emiten berkode saham CTRA itu membukukan pendapatan Rp1,50 triliun turun 8,53 persen year-on-year (yoy). Dengan begitu laba bersih yang dapat diatribusikan juga terkoreksi 37,45 persen menjadi Rp177,50 miliar.
Direktur Ciputra Development Harun Hajadi menambahkan semua pasar akan dibidik oleh perseroan. Menurutnya, CTRA bakal mencari peluang di antara kelas menengah dan menengah bawah.
“Semua pasar kita bidik karena [berdasarkan segmen]a menengah bawah sedang sulit begitu pun dengan yang atas. Maka disitu kami akan mencari peluang,” sebutnya.
Harun mengatakan perseroan belum mengubah target apapun baik itu marketing sales atau belanja modal. CTRA, lanjutnya, bakal menunggu sampai semester I/2020 berakhir.
“Kami belum mengubah target, tunggu sampai Juni karena untuk merevisi target saat ini ketidakpastiannya terlalu besar,” imbuhnya.
Di sisi lain, pengembang kawasan Alam Sutera lebih memilih kelas menengah sebagai target pasar di tengah pandemi. Sekretaris Perusahaan Alam Sutera Tony Rudianto mengatakan target pasar tidak berubah sekalipun sedang ada wabah covid-19.
Emiten berkode saham ASRI itu, lanjutnya, justru membidik penjualan bagi kelas menengah dan menengah atas. Akan tetapi perseroan menerapkan dua strategi khusus untuk meningkatkan pemasaran.
“[Pertama] cara bayar yang lebih ringan dan [kedua] meningkatkan kegiatan digital marketing,” ujarnya.
Pada Januari – Maret 2020, perseroan sudah membukukan marketing sales sebesar Rp540 miliar. Bila dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan sebesar 38,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp880 miliar.