Bisnis.com, JAKARTA - PT Bahana TCW Investment Management menyiapkan strategi khusus dalam pengelolaan portofolio reksa dana selama masa pandemi.
Chief Investment Strategist & Direktur PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mnenuturkan sebagai manajer investasi pihaknya memiliki preferensi pengelolaan aset untuk periode 6 bulan selama masa pandemi Covid-19 ini.
Alokasi aset tersebut dari yang paling besar hingga kecil, berturut-turut adalah aset berbasis obligasi, aset berbasis saham, dan aset berbasis pasar uang.
Alasannya, Budi melihat yield SBN bertenor 10 tahun yang saat ini berada di kisaran 8 persen menawarkan risiko dan hasil yang paling menarik. Apalagi volatilitas obligasi sebagai instrumen investasi relatif aman dan stabil.
“Saham juga masih menarik dengan valuasi PE 10,5 kali dengan PBV di level rendah yakni 1,12 kali. Tapi tetap memerhatikan volatilitas yang masih tinggi. Sementara untuk pasar uang sebagai capital preservation,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (21/5/2020).
Dari preferensi tersebut, Budi menyebut alokasi aset ideal untuk diterapkan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah obligasi 50 persen (rentang 40-60 persen), saham 25 persen (rentang 20-30 persen), dan pasar uang 25 persen (rentang 20-30 persen).
Baca Juga
Per April 2020, Bahana TCW Investment Management yang membukukan dana kelolaan (AUM) sebesar Rp38,249 triliun. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya yang sebesar Rp38,271 triliun.
Sayangnya, jika dibandingkan secara year on year, dana kelolaan Bahana TCW pada April tahun ini tercatat lebih rendah daripada bulan yang sama tahun lalu yakni Rp40,207 triliun.