Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. pandemi Covid 19 tidak memberikan dampak apapun terhadap kinerja produksi perseroan pada tahun ini.
Dalam keterbukaan informasinya di laman Bursa Efek Indonesia, manajemen emiten berkode saham TPIA tersebut menjelaskan bahwa hingga saat ini operasional produksi masih berjalan normal, tetapi tetap melaksanakan protokol kesehatan dan keselamatan baik dari pemerintah maupun perusahaan.
“Produksi berjalan seperti biasa karena permintaan dalam negeri masih tinggi untuk produk-produk petrokimia,” tulis manajemen Chandra Asri Petrochemical dikutip dari keterangan resminya, Rabu (20/5/2020).
Emiten entitas anak usaha milik taipan Prajogo Pangestu itu mengatakan bahwa seiring dengan bahan baku PP PE yang sangat dibutuhkan untuk membuat alat pelindung diri (APD) dan masker medis, maka produksi dari perseroan dapat menggantikan produk impor itu dalam menunjang produksi APD dan masker dalam negeri.
Selain itu, pada proses penjualan pun tidak terdapat halangan signifikan meskipun diterapkannya pembatas sosial berskala besar (PSBB). Hal itu dikarenakan kebutuhan logistik dan transportasi untuk produk-produk yang dibutuhkan perseroan masih dapat berjalan.
Adapun, TPIA menargetkan produksi non woven Polypropylene (PP) sebesar 30 kilo ton sampai 40 kilo ton per tahun pada 2020. Emiten berkapitalisasi pasar Rp123,5 triliun itu memiliki kapasitas produksi PP sebesar 590 kilo ton per tahun dengan kode HS35NW.
Baca Juga
“Penjualan produk dan proses tagihan tetap berjalan dan Management menjalankan prinsip yang prudent dalam mengelola keuangan agar Perseroan tetap sustain dan melewati krisis,” jelas TPIA.
Di sisi lain, belum lama ini TPIA berhasil mendapatkan fasilitas pinjaman berjangka senilai US$70 juta dari PT Bank Permata Tbk. (BNLI) untuk mendanai general corporate purpose, termasuk capital expenditure (capex).
Direktur Keuangan Chandra Asri Petrochemical Andre Khor mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 yang menjadi tantangan bisnis, Chandra Asri sebagai salah satu pemain utama industri di Indonesia berkomitmen penuh untuk terus menjadi penopang utama pertumbuhan industri hilir petrokimia.
Oleh karena itu, dia pun menilai reaktivasi pertumbuhan industri sangat dibutuhkan. Fasilitas pinjaman ini nantinya akan digunakan oleh Chandra Asri sebagai pembiayaan general corporate purpose,capex, operating expense (opex), dan atau kebutuhan refinancing.
Untuk diketahui, emiten berkode saham TPIA itu mengalokasikan capex sebesar US$430 juta pada tahun ini yang semula akan berasal dari kas internal.
Adapun, dari capex tersebut rencananya akan dialokasikan untuk pengembangan lanjutan proyek pabrik MTBE dan Butene-1 yang ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal III/2020, dan satu proyek Enclosed Ground Flare (EGF) yang ditargetkan rampung pada kuartal IV/2020.
Selain itu, dari total capex tersebut sebanyak US$330 juta akan digunakan untuk melanjutkan proyek pembangunan pabrik CAP II yang saat ini masih menanti keputusan final pemilihan strategic investor.