Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham Bank Permata menghijau setelah adanya aksi crossing saham di harga Rp1.347 pada sesi I perdagangan Rabu (20/5/2020).
Crossing saham tersebut terjadi sekitar pukul 09.33 WIB, antara PT CLSA Sekuritas (kode KZ) dan PT UBS Sekuritas Indonesia (AK). Harga pelaksanaan ialah Rp1.347.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan sesi I, saham BNLI menguat 1,59 persen atau 20 poin menjadi Rp1.280. Sepanjang perdagangan saham BNLI bergerak di rentang Rp1.260 - Rp1.285.
Sepanjang tahun berjalan, harga menguat 1,19 persen. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp35,89 triliun.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, terjadi transaksi jual dan beli senilai Rp33,3 triliun di saham Bank Permata, Rabu (20/5/2020) di luar pasar reguler. Tercatat, nilai transaksi investor asing saham emiten berkode saham BNLI itu di pasar reguler hanya Rp2,7 miliar untuk transaksi beli dan Rp303,3 juta untuk transaksi jual.
Seperti diketahui, kabar mengenai resminya transaksi akuisisi Bangkok Bank Public Company Limited dengan pemegang saham PT Bank Permata Tbk.(BNLI), PT Astra International Tbk. (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB) telah beredar sejak awal pekan ini.
Baca Juga
Dari informasi pasar, harga yang ditetapkan akan mengacu pada harga price to book value (PBV) 1,63 kali, dengan harga Rp 1.396 per saham.
Baru-baru ini, Bangkok Bank, ASII, dan SCB meneken amandement to conditional share purchase agreement (CSPA) yang menyetujui perubahan harga dari 1,77 kali PBV menjadi 1,63 PBV. Dengan perubahan itu, diperkirakan nilai transaksi akuisisi oleh Bangkok Bank akan terdiskon sekitar Rp3 triliun menjadi Rp34 triliun.
Dalam kesepakatan awal 12 Desember 2019, SCB dan ASII akan menjual agregat 89,12 persen kepemilikan sahamnya di BNLI dengan harga pembelian sebesar 1,77 kali PBV. Nilai indikatif akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank diperkirakan total Rp37,43 triliun.