Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sukuk Mau Jatuh Tempo, Garuda Indonesia (GIAA) Ajukan Perpanjangan Tenor

Surat utang sukuk global senilai US$500 juta akan jatuh tempo pada 3 Juni 2020 mendatang. Garuda Indonesia mengajukan perpanjangan tenor tiga tahun. Komite yang ewakili 28 persen pemegang sukuk telah menyetujui tawaran ini.
Sebuah pesawat udara terbang melintas di atas jalan raya saat bersiap mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (14/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo
Sebuah pesawat udara terbang melintas di atas jalan raya saat bersiap mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (14/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. akhirnya menyampaikan proposal permohonan persetujuan atau consent solicitation kepada para pemegang sukuk atas rencana perpanjangan waktu pelunasan Sukuk Global senilai US$500 juta akan jatuh tempo pada 3 Juni 2020.

Usulan kepada para pemegang sukuk tersebut berisi penawaran perpanjangan jangka waktu pelunasan Trust Certificates "Garuda Indonesia Global Sukuk Limited" dengan jangka waktu tiga tahun dan Covenant Holiday.

Proposal perpanjangan waktu pelunasan global sukuk tersebut akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Sukuk yang akan dilaksanakan di akhir masa grace period pada 10 Juni 2020.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa permohonan persetujuan ini diharapkan dapat memperkuat pengelolaan rasio likuiditas dan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.

“Melalui permohonan persetujuan (consent solicitation) atas sukuk ini, Garuda Indonesia dapat memperkuat pengelolaan rasio likuiditas Perseroan di skala yang lebih favourable sehingga kami dapat mengoptimalkan upaya peningkatan kinerja Perseroan dengan lebih dinamis,” katanya melalui siaran pers, Selasa (19/5/2020).

Dia menyampaikan bahwa saat ini perseroan tengah menghadapi tekanan berat akibat penyebaran Covid-19. Namun pihaknya optimistis perseroan dapat melewati fase ini dan beradaptasi pada kondisi normal baru.

Sementara itu, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal menyatakan bahwa komite yang mewakili 28 persen pemegang sukuk telah menyetujui tawaran ini. Para pemegang sukuk akan melaksanakan Rapat Pemegang Sukuk pada 10 Juni 2020 untuk memberikan suara terhadap proposal tersebut.

Dia menjelaskan secara khusus, proposal ini menyertakan consent fee sebesar 125 bps untuk para pemegang sukuk yang setuju. Consent fee ini juga termasuk early consent fee sebesar 75 bps yang akan dibayarkan kepada pemegang sukuk yang memberi persetujuan sebelum 1 Juni 2020.

Namun, apabila pemegang sukuk memberikan persetujuan setelah 1 Juni 2020 dan pada atau sebelum 8 Juni 2020 hanya akan menerima consent fee sebesar 50 bps.

Permohonan perpanjangan masa jatuh tempo ini merupakan bagian dari rencana penyelamatan perseroan. Pemerintah juga diketahui tengah menyiapkan bantuan dana talangan modal kerja sebesar Rp8,5 triliun untuk emiten berkode saham GIAA ini.

Dia menerangkan bahwa pandemi Covid-19 kian memberikan tantangan bagi kinerja operasional perusahaan. Pada April, pendapatan operasional perseroan turun 89 persen terhadap pendapatan operasional pada periode yang  sama tahun sebelumnya.

“Pandemi ini juga telah menyebabkan arus kas negatif karena peningkatan tunggakan utang dagang perseroan sebesar 47 persen atau sebesar US$236 juta selama kuartal fiskal pertama 2020,” katanya melalui keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/5/2020).

Selain itu, penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 membuat liabilitas perseroan meningkat sekitar US$3,2 miliar. Selain itu, perseroan juga akan mengalami peningkatan beban bunga sebesar US$124 juta.

Dampak pandemi juga telah membuat perseroan mengurangi 83 persen frekuensi penerbangan selama April 2020. Perseroan juga mengurangi ketersediaan kursi per kilometer sebesar 40 persen sepanjang Januari—April tahun ini. Jumlah penumpang juga tercatat menurun 45 persen sementara faktor muat kursi menurun 15 persen.

Available Seat per Kilometers [ASK] dikurangi 79 persen dari 1,4 miliar menjadi 289 juta dalam operasi domestik perseroan karena suatu penurunan volume penumpang domestik sekitar 95 persen pada April 2020 dibandingkan April 2019,” katanya.

Penerbangan internasional juga mengalami penurunan sekitar 95 persen pada periode tersebut. Hal ini membuat perseroan mengurangi ASK untuk operasi internasional sebesar 89 persen dan volume kargo internasional hingga 70 persen.

Untuk menghadapi situasi ini, lanjutnya, perseroan telah melakukan berbagai upaya seperti memotong gaji 10 persen—50 persen untuk seluruh karyawan. Program ini membuat perseroan dapat menghemat US$6 juta dan memungkinkan perseroan menurunkan biaya tunai mingguan menjadi sekitar US$46 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper