Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk. akan menerbitkan obligasi dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp400 miliar dan kupon tetap sebesar 10,5 persen per tahun.
Dalam keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham HRTA itu akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Hartadinata Abadi Tahap II Tahun 2020 yang akan dijamin dengan kesanggupan penuh dan dengan jangka waktu 3 tahun sejak diterbitkan.
Bunga obligasi itu akan dibayarkan setiap triwulan dengan bunga pertama dibayarkan pada 5 Juni 2020 dan bunga terakhir pada 5 Juni 2023.
Perseroan juga akan memberikan jaminan kepada pemegang obligasi berupa persediaan barang dan atau piutang dengan nilai sekurang-kurangnya 125 persen dari nilai pokok obligasi yang terutang.
Perseroan menjelaskan bahwa obligasi ini mendapatkan peringkat single A (idA-) dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang akan berlaku hingga 1 Oktober 2020.
Adapun, minimum pemesanan pembelian obligasi ini dilakukan dengan nilai Rp5 juta dan atau kelipatannya dengan masa penawaran dimulai pada 2 Juni 2020. Obligasi ini akan resmi dicatat di BEI pada 8 Juni 2020.
HRTA telah menunjuk PT Bahana Sekuritas Indonesia Tbk. sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. akan berperan sebagai wali amanat penerbitan obligasi ini.
Di sisi lain, perseroan akan menggunakan hasil obligasi setelah dikurangi biaya emisi untuk membayar sebagian utang, modal kerja perseroan dan anak usaha.
Lebih rinci, sebesar Rp142,5 miliar akan digunakan untuk membayar sebagian utang pokok pinjaman dari PT Bank BNI Indonesia (persero) Tbk. (BBNI), sebesar Rp220 miliar akan digunakan untuk modal kerja anak usaha yang akan disalurkan dalam bentuk pinjaman dengan tingkat bunga dan jatuh tempo yang besarnya minimum sama dengan obligasi.
Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja perseroan dalam rangka peningkatan utilisasi dari keempat pabrik yang dimiliki HRTA. Kegiatan peningkatan utilisasi pabrik mencakup pembelian bahan baku, biaya sumber daya manusia, biaya operasional pabrik, dan biaya lainnya sehubungan dengan kegiatan usaha perseroan.
Untuk diketahui, sebelumnya HRTA telah melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan I Hartadinata Abadi dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp1 triliun. Adapun, pada tahap I tahun 2019 perseroan menerbitkan Rp600 miliar.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit, per 31 Desember 2019 jumlah liabilitas HRTA adalah sebesar Rp 1,106 triliun dengan ekuitas Rp1,21 triliun. Dengan begitu, debt to equity ratio (DER) HRTA mencapai 0,91 kali.