Bisnis.com, JAKARTA—Optimisme pelaku pasar atas berhasilnya uji coba vaksin membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melenggang di zona hijau sepanjang sesi I perdagangan hari ini, Selasa (19/5/2020).
Sejak awal perdagangan indeks langsung melesat dan terus mempertahankan pergerakannya pada rentang 4609,042—4519,507, hingga ditutup menguat 1,82 persen dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya ke level 4593,291.
Terpantau seluruh sektor menguat, dengan dipimpin oleh sektor keuangan (3,45 persen), sektor properti (2,48 persen), dan sektor industri dasar (2,45 persen). Adapun dari seluruh saham yang diperdagangkan, 244 saham menghijau, 132 memerah, dan 142 lainnya stagnan.
Saham-saham perbankan mayoritas menguat seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang naik 10,1 persen. Selain itu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri tbk. (BMRI) juga kompak naik masing-masing 6,00 persen dan 5,91 persen.
Jumlah transaksi di bursa sepanjang perdagangan sesi I sebesar Rp5,735 triliun dengan aksi jual bersih oleh investor asing mencapai Rp2,04 triliun. Namun, di saat yang sama transaksi beli oleh investor domestik melonjak hingga Rp4,78 triliun.
Tak hanya IHSG, bursa lainnya di Asia juga menghijau. Kedua indeks Jepang yakni indeks Nikkei 225 dan indeks Topix Tokyo sama-sama menguat 2,05 persen. Adapun Hang Seng Index Hongkong juga menguat 2,00 persen dan indeks SSEC Shanghai naik 0,63 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa kabar keberhasilan uji coba tahap awal vaksin corona yang diproduksi oleh Moderna Inc. membuat optimisme para pelaku pasar kembali bangkit terutama sektor finansial.
Baca Juga
“Mereka berpikir dengan adanya vaksin ini maka peluang untuk pandemi lebih cepat berakhir akan semakin terbuka, yang artinya ekonomi akan pulih lebih cepat,”ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (19/5/2020)
Optimisme tersebut, kata Nafan, membuat hampir seluruh bursa global menghijau, tak terkecuali IHSG. Menurutnya, sentimen tersebut menjadi penopang utama pergerakan indeks hari ini.
Selain itu, dari domestik juga ada sentimen yang direspons pasar dengan baik yakni penyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait skema penempatan dana pemerintah di perbankan untuk membantu restrukturisasi kredit atau skema bank jangkar.
Di saat yang sama, pasar juga tengah menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk mencari tahu apakah bank sentral akan menurunkan atau mempertahankan suku bunganya.
"Kalau dari market sih menurut kami akan lebih penting jika BI menurunkan suku bunga, sebesar 25 bps demi mendukung kelancaran pada kinerja di sektor rill sehingga membuat kinerja pertumbuhan ekonomi kita lebih sustainable,” ujar Nafan.
Adapun mengenai derasnya dana asing yang keluar dari pasar Indonesia, dia menilai hal tersebut masih didasari oleh kekhawatiran asing untuk menempatkan dana mereka di pasar negara berkembang. Nafan bahkan memprediksi tren net sell masih akan terus berlanjut dalam jangka pendek.
“Investor asing masih cenderung menunggu perkembangan,” katanya.