Bisnis.com, JAKARTA—Para pelaku pasar yang cenderung masih wait and see membuat Indeks Harga Saham (IHSG) bergerak zig-zag sepanjang perdagangan sesi I hari ini, Senin (18/5/2020).
Setelah memerah hampir di sepanjang pekan lalu, IHSG mengawali pergerakannya di awal pekan ini dengan melesat ke level tertingginya hari ini yakni 4.527,96. Namun, kondisi tersebut hanya bertahan sebentar dan indeks malah berbalik terjun ke level terendahnya yakni 4.487,17.
Setelahnya indeks kembali melambung naik dan meneruskan pergerakannya dalam pola naik turun hingga akhir perdagangan sesi I. Per penutupan perdagangan tengah hari ini, indeks terpantau berhasil parkir di zona hijau di level 4.527,96. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 179 saham menghijau, 163 melemah, dan 168 lainnya tak bergerak dari posisi pembukaan.
Sementara dari sektoral, penguatan tertinggi pada sesi I dialami oleh sektor aneka industri dengan naik 2,24 persen. Selanjutnya ada sektor pertambangan yang menguat 1,62 persen dan sektor infrastukrur yang naik 1,5 persen.
Di sisi lain, bursa Asia di awal pekan ini hampir seluruhnya bergerak di zona hijau. Berdasarkan data Bloomberg per pukul 12.00, kedua indeks Jepang yakni indeks Nikkei 225 dan indeks Topix tercatat menguat masing-masing 0,57 persen dan 0,34 persen.
Adapun di China, indeks Hang Seng Hongkong juga naik 0,60 persen dan indeks SSEC Shanghai naik 0,58 persen. Sementara indeks Strait Times Singapura terpantau menguat 0,66 persen.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan di awal pekan ini pelaku pasar masih wait and see, sebab mereka menunggu sejumlah data baru terkait ekonomi khususnya di dalam negeri.
Menurutnya, beberapa data yang ditunggu antara lain data penjualan sepeda motor serta data indeks keyakinan bisnis Q1/2020, yang mana keduanya diproyeksikan terkontraksi atau mengalami penurunan.
“Selain itu pasar menantikan RDG [Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia] dalam rangka menetapkan BI 7-Day Repo Rate,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/7/2020)
Di saat yang sama, tambah Nafan, dari pasar global belum ada data makroekonomi yang memberikan high positive market impact sehingga indeks cenderung naik turun. Namun, dia memperkirakan IHSG akan mampu bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan nanti.