Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menunda penyampaian proposal perpanjangan tenor pembayaran sukuk global senilai US$500 juta yang akan jatuh tempo pada awal bulan depan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa pihaknya baru akan melakukan penawaran proposal kepada para pemegang sukuk pada Selasa (19/5/2020), atau besok.
“Belum ada update karena sepertinya ditunda acaranya, [diundur ke] besok,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/5/2020).
Mulanya, perseroan berencana menyampaikan proposal penawaran kepada para pemegang sukuk tersebut pada hari ini. Tawaran diberikan dalam bentuk perpanjangan tenor pembayaran hingga 3 tahun atau pembayaran pokok secara bertahap.
Irfan juga menyampaikan pihaknya belum dapat memastikan terkait pinjaman modal kerja yang akan diberikan oleh pemerintah. Menurutnya hingga saat ini belum ada kepastian terkait rencana tersebut.
Garuda Indonesia akan mendapatkan dana talangan modal kerja senilai Rp8,5 triliun lewat skema investasi non-permanen Pemerintah melalui special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan. Dana ini termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga
Emiten berkode saham GIAA ini memang tengah dirundung masalah likuiditas terkait utang jangka pendek dan merosotnya pendapatan di tengah pandemi Covid-19. Sampai dengan kuartal I/2020, perseroan mengestimasi pendapatan telah turun sekitar 33 persen.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh perseroan untuk efisiensi, mulai dari renegosiasi kontrak dengan lessor hingga yang terbaru merumahkan pegawai. Perseroan juga meneken perpanjangan fasilitas pinjaman dengan Bank BRI.