Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

XL Axiata Kesulitan Prediksi Kinerja Q2/2020, Kok Bisa?

Perusahaan mengklaim masa krisis akibat pandemi Covid-19 merupakan kondisi yang tak pernah dilalui sebelumnya sehingga banyak hal yang tak dapat diketahui maupun diprediksi.
Karyawan beraktivitas di kantor XL Axiata. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor XL Axiata. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (ECXL) mengaku sulit memprediksi pertumbuhan kinerja pada kuartal II/2020. 

Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan masa krisis akibat pandemi Covid-19 merupakan kondisi yang tak pernah dilalui sebelumnya sehingga banyak hal yang tak dapat diketahui maupun diprediksi.

“Jadi saat ini kami tidak bisa memberikan gambaran yang akan terjadi di kuartal kedua ataupun full year 2020. Risiko perlambatan pertumbuhan karena ekonomi dan daya beli masyarakat yang menurun suatu realita yang harus dihadapi,” tuturnya kepada Bisnis, Sabtu (17/5/2020)

Menurutnya, saat ini perseroan berusaha mempertahankan kinerjanya dengan menjaga kondisi keuangan perusahaan dengan baik, sembari mengantisipasi celah kesempatan yang akan muncul setelah krisis berlalu.

“Kami juga memitigasinya dengan memberikan layanan internet sebaik mungkin kepada masyarakat dan tetap membangun jaringan sehingga masyarakat dapat menggunakan internet untuk belajar, bekerja dan beribadah dari rumah,” tambah Dian.

EXCL melaporkan pertumbuhan pendapatan 8,88 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp6,49 triliun pada kuartal I/2020. Kenaikan itu ditunjang oleh pendapatan layanan data yang tumbuh 17 persen.

Pada saat yang sama, beban EXCL menciut 18,36 persen menjadi Rp4,32 triliun. Penurunan dipicu oleh biaya infrastruktur yang merosot 12,3 persen menjadi Rp2,03 triliun.

Sejalan dengan penurunan beban dan penjualan menara, laba bersih emiten telekomunikasi ini melesat dari Rp57,19 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp1,51 triliun per 31 Maret 2020.

EBITDA perseroan juga meningkat 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong oleh pertumbuhan revenue, efisiensi biaya dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 16.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper