Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas spot diproyeksikan bergerak naik dalam jangka pendek seiring perkembangan ekonomi akibat melemahnya dolar dan pasar saham.
Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Rabu (13/5/2020) per pukul 10.35, harga emas spot turun 0,43 poin atau 0,14 persen ke level 1.702,27 per troy ounce. Pun, emas Comex kontrak Juni 2020 alami penurunan yakni 2,70 poin atau 0,16 persen.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga emas berpotensi bergerak naik dalam jangka pendek karena sentimen pelemahan dolar AS di balik outlook pelonggaran moneter oleh Federal Reserve AS.
“Ditambah turunnya indeks saham karena kekhawatiran akan gelombang baru virus corona,” ujarnya, Rabu (13/5/2020)
Secara teknikal, tutur Faisyal, diperlukan menembus dan bertahan di atas level indikator moving average 50-100-200 di dalam grafik 4 jam untuk memicu sentimen bullish pada harga emas.
Untuk sisi atasnya, level resisten terdekat berada di 1710, menembus ke atas dari level tersebut berpotensi memicu kenaikan lanjutan ke 1718 sebelum membidik resisten kuat di 1728.
Sementara itu jika bergerak turun, level support terdekat berada di 1696, menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan lanjutan ke 1688 sebelum membidik support kuat di 1678.
Jika harga emas mampu terus bergerak naik, level resisten pertama berada di 1710, kemudian level selanjutnya ada di 1718, dan terus menembus ke atas ke resisten kuat di 1728.
Adapun untuk level support-nya, Faisyal menyebut emas akan bergerak dengan level support 1696 - 1688 – 1678.
Dia menambahkan, hari ini fokus pasar akan tertuju ke data PPI AS yang dirilis pukul 19:30 WIB serta pidato ketua the Fed Jerome Powell yang dijadwalkan pukul 20:00 WIB untuk mengetahui perkembangan outlook pelonggaran moneter oleh bank sentral AS dalam rangka menyelamatkan ekonomi domestik dari hantaman virus korona.