Bisnis.com,JAKARTA - Indikator permintaan batubara China melonjak hampir sepertiga level di atas tahun lalu, didorong aktivitas pabrik yang meningkat guna mengejar kapasitas yang kosong selama masa lockdown. Hal itu mendorong permintaah listrik dan memicu lonjakan harga.
Penggunaan batubara oleh pembangkit listrik di lima utilitas utama naik untuk hari kedelapan menjadi 577.100 ton pada Senin (11/5/2020).Data dari Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China menunjukkan, angka itu lebih dari 30 persen dari periode yang sama tahun lalu ; juga terbesar sejak 12 Januari 2020.
China mulai pulih dari keterpurukan ekonomi pada Februari 2020, ketika banyak kegiatan usaha domestik ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona. Pabrik dan perusahaan kini telah kembali bekerja, tetapi pembatasan untuk menahan wabah di negara lain telah membebani ekspor dan mengganggu rantai pasokan. Sementara itu, lebih dari 100 stasiun pengamatan meteorologi di seluruh negara diuji rekor suhu tinggi pada awal Mei 2020.
"Kenaikan kembali terlihat pada kontrak batubara termal karena permintaan akhirnya menunjukkan kekuatan setelah pabrik dan bisnis melanjutkan operasi," kata Wang Miao, seorang analis di Huatai Futures, dilansir Bloomberg, Selasa (12/5/2020).
Dia melanjutkan, meskipun masih ada ketidakpastian di depan, seperti sejauh mana dampak virus pada ekspor, sentimen pasar telah meningkat secara signifikan.
Futures di Zhengzhou Commodity Exchange pekan lalu naik kembali di atas 500 yuan per ton (US$70,56) ; harga dasar kisaran pilihan pemerintah dianggap keseimbangan yang baik untuk penambang dan generator listrik.
Harga merosot ke 479,8 yuan pada 14 April 2020, terendah sejak Agustus 2016, setelah rekor produksi domestik mulai tinggi pada Maret, diikuti oleh lonjakan impor, melampaui pemulihan permintaan.
Pada Selasa, 12 Mei 2020, futures naik 1,3 persen menjadi 516,6 yuan per ton pada sesi perdagangan tengah hari, berada di jalur untuk penutupan tertinggi sejak 27 Maret 2020.
Output listrik negara itu menyusut 4,6 persen pada Maret 2020, mempersempit rekor penurunan 8,2 persen dalam dua bulan pertama. Dewan Listrik China memperkirakan konsumsi daya akan tumbuh sebanyak 3 persen tahun ini.