Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duel Aset Safe Haven, Harga Emas Berhasil Salip Penguatan Dolar AS

Pada pukul 12.45 WIB, harga emas spot menguat 0,26 persen atau 4,45 poin menjadi US$1.702,38 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak Juni 2020 menanjak 0,44 persen atau 7,4 poin menuju US$1.705,4 per troy ounce.
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020)./ ANTARA - Raisan Al Farisi
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020)./ ANTARA - Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berhasil mengalami penguatan terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (12/5/2020) siang, setelah sebelumnya terlempar dari zona US$1.700 per troy ounce.

Pada pukul 12.45 WIB, harga emas spot menguat 0,26 persen atau 4,45 poin menjadi US$1.702,38 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak Juni 2020 menanjak 0,44 persen atau 7,4 poin menuju US$1.705,4 per troy ounce.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan harga emas naik pada hari Selasa (12/5) ke level US$1702 karena meningkatnya permintaan aset safe haven.

Hal itu dipicu menguatnya kekhawatiran terhadap gelombang kedua penyebaran virus corona setelah beberapa negara melaporkan kenaikan kasus baru.

“Kenaikan harga emas berlangsung meskipun dolar AS juga menguat,” paparnya dalam publikasi riset, Selasa (12/5/2020).

Indeks dolar AS sempat naik ke level tertinggi dua pekan terhadap sejumlah rival utamanya karena tingginya permintaan safe haven dan yield obligasi, membuat harga emas menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

Menguatnya dolar juga ditopang oleh kurva yield AS yang bergerak naik, karena pejabat Federal Reserve yang tidak berbicara prospek penurunan suku bunga negatif.

Namun demikian, indeks dolar AS (DXY) yang sudah menembus level 100 mengalami koreksi siang ini. Pukul 12.45 WIB, DXY melemah 0,08 persen menuju 100,156.

DXY merupakan perbandingan greenback terhadap enam mata uang utama dunia. Besar bobot masing-masing mata uang ditentukan oleh Federal Reserve berdasarkan pengaruhnya terhadap perdagangan Amerika Serikat.

Bobot yang paling besar terhadap DXY adalah mata uang Euro (EUR) sebesar 57,6 persen, disusul yen (JPY) 13,6 persen, poundsterling (GBP) 11,9 persen, dolar Kanada 9,1 persen, krona Swedia 4,2 persen, dan franc Swiss 3,6 persen.

Koreksi DXY tak lepas dari menguatnya sejumlah mata uang utama siang ini. Euro menguat 0,07 persen, JPY naik 0,25 persen, dan pound sterling menanjak 0,02 persen.

Sementara itu, dari dalam negeri, pelemahan harga emas global pada pagi hari juga menyeret harga emas di Butik Antam dan Pegadaian.

Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada hari ini, Selasa (12/5/2020) berada di posisi yang lebih rendah dibandingkan harga pada perdagangan sebelumnya.

Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam untuk cetakan 1 gram dibanderol harga Rp903.000, turun Rp8.000 dari posisi pada perdagangan sebelumnya, Rp911.000 per gram.

Harga Emas 24 Karat Antam, 9/11-12 Mei 2020
Ukuran (gram)Harga 9-11 Mei 2020Harga 12 Mei 2020
0,5Rp 480.500Rp 476.000
1Rp 911.000Rp 903.000
5Rp 4.375.000Rp 4.335.000
10Rp 8.685.000Rp 8.605.000
25Rp 21.605.000Rp 21.405.000
50Rp 43.135.000Rp 42.735.000
100Rp 86.200.000Rp 85.400.000
250Rp 215.250.000Rp 213.250.000
500*Rp 430.300.000Rp 426.300.000
1.000*Rp 860.600.000Rp 852.600.000

*hanya di butik LM Pulo Gadung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper