Bisnis.com, JAKARTA - Persediaan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) Malaysia mungkin akan membengkak ke level tertingginya pada April karena produksi negara penghasil CPO terbesar kedua di dunia itu akan melonjak ke level tertingginya sejak Juli 2019.
Berdasarkan data konsensus Bloomberg terhadap 12 analis, stok CPO Malaysia periode April 2020 akan naik 9,2 persen secara bulanan menjadi sebesar 1,89 juta ton, level tertinggi sejak Desember 2019 dan 31 persen lebih rendah dibandingkan dengan April 2019.
Kenaikan itu akan menjadi pertumbuhan stok tertinggi secara bulanan sejak September 2019.
Sementara itu, produksi CPO Malaysia periode April 2020 diprediksi melonjak 15 persen menjadi 1,61 juta ton, kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2019 dengan total ekspor diperkirakan naik 5,1 persen menjadi 1,24 juta ton.
Peningkatan produksi itu didukung oleh prediksi konsumsi domestik yang kemungkinan naik karena meningkatnya pembelian selama bulan puasa Ramadan. Adapun, Dewan Minyak Sawit Malaysia akan merilis data resminya pada 12 Mei.
Di sisi lain, importir CPO utama dunia, India, mungkin akan anjlok ke level terendah dalam 9 tahun terakhir karena penutupan restoran dan hotel untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Partner GGN Researh G. G. Patel mengatakan bahwa impor oleh pembeli terbesar dunia dapat turun sekitar 21 persen dari tahun sebelumnya menjadi 7,4 juta ton. Itu akan menjadi yang terendah sejak 2010 ketika India membeli 6,55 juta ton.
Penurunan pembelian oleh India dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada harga minyak sawit patokan, yang telah anjlok sekitar 35 persen sepanjang tahun berjalan 2020.