Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memprediksi Arah IHSG di Tengah Puncak Tekanan PDB

Kendati angka prediksi PDB triwulan pertama 2020 meleset, rasanya hampir semua pihak bersepakat tekanan terhadap PDB akan mencapai puncaknya pada kuartal II/2020.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Para pelaku pasar tengah mencermati proyeksi pertumbuhan kuartal II/2020 yang diperkirakan akan menjadi puncak tekanan terhadap perekonomian dan kinerja emiten akibat paparan pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,97 persen sepanjang pada Januari 2020-Maret 2020. Dalam paparannya Selasa (5/5/2020), BPS menyebut posisi itu menjadi yang terendah dalam dua dekade terakhir.

Mengutip data OECD, PDB pada kuartal I/2020 merupakan yang pertumbuhan kuartalan terendah sejak kuartal IV/2000. Saat itu, PDB Indonesia hanya tumbuh 2,88 persen.

Hasil PDB kuartal I/2020 meleset di bawah target yang dicanangkan Menteri Keuangan dan Bank Indonesia sebesar 4,4 persen. Pasalnya, faktor konsumsi yang mendominasi pembentukan PDB hanya tumbuh 2,84 persen, jauh di bawah peningkatan normal 5 persen.

Kendati angka prediksi PDB triwulan pertama 2020 meleset, rasanya hampir semua pihak bersepakat tekanan terhadap PDB akan mencapai puncaknya pada kuartal II/2020.

BI memprediksi PDB pada kuartal II/2020 tumbuh 1,1 persen yoy, kuartal III/2020 meningkat 1,3 persen yoy, dan kuartal IV/2020 semakin tumbuh menuju 2,4 persen.

Analis PT Kresna Securities Etta Rusdiana Putra menjelaskan Angka pertumbuhan kuartal I/2020 meski turun masih menjadi hal yang positif. Secara umum semua sentimen positif dari stimulus sudah direspons pasar. Oleh karena itu, sekarang saatnya investor melihat realitas.

“Sekarang, yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan kuartal II/2020 yang merupakan puncak tekanan, Bank Indonesia sendiri perkirakan di 0,4 persen,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (6/5/2020).

Etta menilai fase kritis IHSG sudah dilewati. Dengan demikian, saat ini indeks berada di fase stabilisasi.

“Artinya, market masih bertahan di zona positif tetapi reli saham semakin terbatas,” ujarnya.

Di tengah kondisi itu, dia menyarankan strategi yang dapat dilakukan yakni buy and hold. Selain itu, investor dapat memperpanjang durasi holding period menjadi 2 tahun hingga 3 tahun ke depan.

“Untuk trader jangka pendek, rentang perdagangan menjadi lebih sempit sehingga timing semakin penting dibandingkan dengan saat pasar bullish,” imbuhnya.

Data Nilai Transaksi, Pergerakan IHSG, dan Net Buy/Net Sell Asing

Transaksi Perdagangan BEI

Nilai Transaksi (Rp Triliun)

Pergerakan IHSG (%)

Net Buy/Net Sell Investor Asing (Rp Miliar)

27/04/2020

5,34

0,380

-516,22

28/04/2020

6,24

0,364

-1.103,65

29/04/2020

6,05

0,834

-401,82

30/04/2020

10,30

3,264

431,72

04/05/2020

5,84

-2.352

-121,59

05/05/2020

5,39

0,535

-429,95

06/05/2020

5,35

-0,461

-289,05

08/5/2020

5,46

-0,25

-812,53

Sumber: PT Bursa Efek Indonesia, diolah

 

Secara terpisah, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyebut investor masih cenderung wait and see terhadap sentimen-sentimen yang ada di pasar.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2020 yang melambat di bawah konsensus bahan pertimbangan untuk merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dan kinerja emiten.

Hendriko memproyeksikan IHSG bergerak mixed dengan kisaran 4.360—4.900 untuk jangka menengah hingga akhir semester I. Kondisi itu akan dipengaruhi sentimen seperti realisasi pembukaan karantina wilayah, penyebaran COVID-19, serta sejumlah sentimen lainnya.

Di lain pihak, SVP Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan bahwa IHSG masih memiliki ruang untuk menembus 4.800 pada periode Mei 2020. Akan tetapi, indeks masih sangat rentan terhadap koreksi karena beberapa pertimbangan.

Salah satu poin yang menjadi pertimbangan investor yakni kinerja keuangan kuartal II/2020. Menurutnya, investor akan melihat seberapa buruk dampak penyebaran pandemi COVID-19 terhadap keuangan.

“Apakah kuartal II/2020 earnings turun 25 persen—40 persen atau tidak,” ujarnya.

Janson mengatakan kemungkinan penurunan kinerja keuangan periode kuartal I/2020 tidak terlalu parah dibandingkan dengan kuartal II/2020. Pasalnya, pembatasan sosial berskala besar baru dieksekusi pada April 2020.

PSBB menurutnya akan mengakibatkan ekonomi menjadi lumpuh total. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2020 diperkirakan akan lebih buruk dibandingkan dengan kuartal I/2020.

“Kondisi itu yang membuat berat laporan keuangan kuartal II/2020, yang membuat IHSG berat untuk melewati 5.000-5.100 pada semester I/2020,” paparnya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, sejumlah perusahaan sekuritas telah memangkas target IHSG akhir 2020 menjadi di kisaran 5.000. Keputusan itu menyusul ketidakpastian yang masih tinggi akibat penyebaran pandemi COVID-19.

Memprediksi Arah IHSG di Tengah Puncak Tekanan PDB

Tim Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia misalnya baru-baru ini menetapkan target baru IHSG akhir 2020 di level 5.250. Volatilitas jangka pendek diperkirakan akan bertahan sepanjang kuartal II/2020 atau sejalan dengan perkiraan pemerintah tentang puncak penyebaran COVID-19 akhir Mei 2020.

“Gangguan guncangan permintaan dan volatilitas rupiah kemungkinan akan berlanjut sampai saat itu,” jelas tim Analis J.P Morgan Sekuritas Indonesia dalam risetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper