Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Surya Citra Media (SCMA) Meredup, Sahamnya Jatuh 6,8 Persen

Pada perdagangan Senin (4/5/2020) sesi I, saham SCMA merosot 6,82 persen atau 60 poin menjadi Rp820. Sejak awal pembukaan SCMA langsung jatuh ke zona merah.
Proses syuting sebuah program televisi di stasiun tv SCTV, salah satu stasiun tv yang dikelola PT Surya Citra Media Tbk./scm.co.id
Proses syuting sebuah program televisi di stasiun tv SCTV, salah satu stasiun tv yang dikelola PT Surya Citra Media Tbk./scm.co.id

Bisnis.com,JAKARTA - Saham emiten media PT Surya Citra Media Tbk. melesu seiring dengan pembukuan penurunan laba bersih 22,11 persen secara tahunan pada kuartal I/2020.

Pada perdagangan Senin (4/5/2020) sesi I, saham SCMA merosot 6,82 persen atau 60 poin menjadi Rp820. Sejak awal pembukaan SCMA langsung jatuh ke zona merah.

Nilai transaksi mencapai Rp16,69 miliar dengan volume 20,26 juta saham. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp12,12 triliun, dengan price to earning ratio (PER) 9,76 kali.

Sepanjang tahun berjalan, saham SCMA sudah tersungkur 41,84 persen. Namun, dalam sebulan terakhir masih menguat 3,14 persen.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020 yang dipublikasikan, Senin (4/5/2020), Surya Citra Media melaporkan pendapatan iklan Rp1,51 triliun pada kuartal I/2020. Jumlah itu masih tumbuh 3,22 persen dibandingkan dengan Rp1,47 triliun periode yang sama tahun lalu.

Akan tetapi, pendapatan lain-lain perseroan tergerus 42,28 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I/2020. Jumlah yang dikantongi menyusut dari Rp150,16 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp86,66 miliar per 31 Maret 2020.

Sebaliknya, potongan penjualan perseroan justru mengalami kenaikan 1,23 persen secara tahunan menjadi Rp300,15 miliar pada kuartal I/2020. Dengan demikian, total pendapatan neto yang dibukukan emiten berkode saham SCMA itu senilai Rp1,30 triliun atau turun 1,48 persen secara tahunan per 31 Maret 2020.

Sementara itu, beban usaha SCMA tercatat naik 14,47 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. Jumlah yang dikeluarkan oleh perseroan naik dari Rp269,01 miliar per 31 Maret 2019 menjadi Rp307,96 miliar pada 31 Maret 2020.

Komponen beban usaha perseroan yang mengalami kenaikan signifikan yakni gaji dan kesejahteraan karyawan. Pengeluaran untuk pos itu naik 20,26 persen dari Rp149,69 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp180,02 miliar per 31 Maret 2020.

Pos promosi perseroan juga naik signifikan 95,90 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. SCMA mengucurkan Rp13,89 miliar untuk promosi sepanjang Januari 2020—Maret 2020.

Dari situ, perseroan membukukan laba periode berjalan sebelum penyesuaian rugi merging entitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp311,52 miliar pada kuartal I/2020. Realisasi itu turun 22,11 persen dari Rp399,95 miliar periode yang sama tahun lalu.

Dalam laporan keuangan kuartal I/2020, Manajemen SCMA menjelaskan bahwa industri media di Indonesia selama kuartal I/2020 menunjukkan sedikit penurunan. Hal itu dipicu adanya penyebaran Covid-19 yang mulai berdampak pada pertengahan Maret 2020 terhadap ekonomi Indonesia dan global.

Perseroan menyebut penyebaran pandemi COVID-19 mengakibatkan berkurangnya belanja iklan untuk perusahaan multinasional dan kehati-hatian dalam belanja iklan perusahaan lokal dan dagang elektronik.

“Walaupun demikian, dikarenakan Grup tetap dapat mempertahankan posisi pangsa pemirsanya, maka Grup hanya mengalami sedikit penurunan pertumbuhan pendapatan,” tulis Manajemen SCMA.

Manajemen SCMA mengatakan sektor media Indonesia tetap didominasi oleh free to air TV terestrial untuk tahun-tahun mendatang. Namun, pertumbuhan TV berbayar dan media baru lainnya yang cukup signifikan akan dipertimbangkan dalam menentukan strategi kelompok usaha jangka panjang.

“Tantangan lain dalam sektor FTA adalah rencana untuk berpindah dari analog ke digital yang mungkin terjadi secara bertahap,” tulis Manajemen SCMA.

Perseroan menyatakan fokus dalam pertumbuhan pendapatan yang kuat, peningkatan pangsa penonton, dan pengendalian biaya yang ketat untuk tetap kompetitif di industri serta terus meningkatkan teknologi, kompetensi sumber daya manusia, dan proses bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper