Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas tergelincir untuk hari ketiga setelah tanda-tanda pelonggaran kebijakan lockdown dan pembukaan kembali ekonomi bermunculan sehingga mengikis minat terhadap aset safe haven.
Pada perdagangan Rabu (29/4/2020) pukul 8.03 WIB, harga emas spot turun 0,07 persen atau 1,21 poin ke level US$1.706,58 per troy ounce. Emas berhasil kembali ke level psikologis US$1.700, setelah kemarin terlempar.
Adapun, emas Comex kontrak Juni 2020 terkoreksi 0,03 persen atau 0,5 poin menjadi US$1.721,7 per troy ounce. Sementara Indeks dolar AS menunjukkan penurunan 0,09 persen ke level 99,775.
Dilansir melalui Bloomberg, Rabu (29/4/2020), Spanyol berencana untuk mengumumkan rencana pelonggaran lockdown. Langkah itu ditempuh meski World Health Organization (WHO) memperingkatkan bahwa pandemi COVID-19 masih belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Harga emas masih mendekati level tertinggi dalam lebih dari 7 tahun karena krisis kesehatan. Investor masih mencermati kebijakan pemerintah dan bank sentral untuk memulihkan pertumbuhan.
The Federal Resever atau The Fed serta European Central Bank diperkirakan akan mengumumkan kebijakan pada Rabu (29/4/2020) dan Kamis (30/4/2020). Harga emas masih terperangkan di bawah level resistance secara historis US$1.800.
Baca Juga
“Pasar emas berada dalam mode wait and see jelang pertemuan bank sentral,” ujar Head of Commodity Strategy Saxo Bank A/S Ole Hansen dilansir melalui Bloomberg, Rabu (29/4/2020).
Jelang pertemuan, Bloomberg melaporkan ekononomi masih menunjukkan tanda kelemahan lebih lanjut. Level kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) bergerak ke level terendah dalam 6 tahun.
Emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,1 persen menjadi US$1.722,20 per ons di Comex, New York. Kepemilikan di seluruh dunia, dalam bullion-backed exchange-trade fund turun pada Senin (27/4/2020) atau setelah 25 hari mengalami net inflows.
“Kami melihat permintaan safe haven menurun karena harga ekuitas telah berkinerja cukup baik. ,” ujar Analis TD Securities Daniel Ghali dikutip melalui Bloomberg.
Kendati demikian, Daniel mengatakan terdapat dorong moneter yang sangat kuat. Hal itu berasal dari kekhawatiran The Fed yang akan memonetisasi utang, sehingga mendorong permintaan investasi emas.
Bloomberg melaporkan perak berjangka juga mengalami penurunan di Comex. Adapun, platinum menguat dan paladium jatuh di New York Mercantile Exchange.