Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Menurun, Harga CPO Diprediksi Kian Tergelincir

Harga CPO berangsur turun dari US$730 per ton pada Januari 2020 menjadi di bawah US$550 per ton pada April 2020. Harga CPO diperkirakan terus merosot akibat penurunan permintaan.
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pemeringkat Fitch Ratings menurunkan proyeksi harga jual minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar US$30 per ton pada tahun ini.

Fitch sebelumnya memproyeksikan harga CPO bakal menyentuh level US$550 per ton pada 2020 dan US$575 per ton pada 2021. Akan tetapi proyeksi tersebut diubah menjadi US$520 per ton pada tahun ini dan US$560 pada tahun depan.

Dalam risetnya, Fitch menyebutkan penurunan itu mencerminkan risiko permintaan minyak nabati dan biodiesel yang lebih lemah karena dampak pandemi covid-19. Selain itu penurunan tajam dalam harga minyak mentah juga ikut berpengaruh.

“Ekspektasi kami akan ada pemulihan tajam dari level kuartal IV/2020 pada 2021. Outlook Sektor berubah menjadi negatif  dan kami i merevisi pandangan kami pada sektor ini menjadi negatif dari stabil,” tulis Fitch dalam riset yang dikutip Bisnis, Senin (27/4/2020).

Fitch berpandangan industri CPO menghadapi tantangan dari harga yang lebih rendah serta risiko sisi permintaan karena pandemi virus corona. Harga CPO juga telah turun dari rata-rata sekitar US$730 per ton pada Januari 2020 menjadi di bawah US$550 per ton pada April.

Hal ini mencerminkan permintaan yang lebih rendah. Selain itu, permintaan industri akan CPO juga mengendur karena orang menghindari makan di restoran, yang menggunakan lebih banyak minyak sawit dan produk daripada rumah tangga.

Respons dari sisi produsen CPO kemungkinan rendahnya harga CPO akan memengaruhi produksi, dengan menghambat kemampuan produsen untuk berinvestasi dalam input. Rendahnya stok diharapkan dapat memberikan dukungan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper