Bisnis.com, JAKARTA – Emiten di sektor otomotif dan turunannya memasuki periode mencemaskan seiring dengan potensi penjualan yang melemah sepanjang paruh pertama tahun ini akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Sepanjang kuartal I/2020, penjualan otomotif secara wholesale atau dari pabrik ke dealer menurun 7,2 persen secara tahunan menjadi 236.825 unit. Sementara itu, dari sisi ritel penjualan kendaraan roda empat tercatat menurun 219.361 unit, turun 15,9 persen secara tahunan.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penurunan sepanjang tiga bulan pertama 2020, diperkirakan akan terus berlanjut setidaknya hingga Juni 2020. Penurunan penjualan pada April—Juni bahkan diperkirakan akan lebih dalam dari 3 bulan pertama tahun ini.
“Di kuartal I itu kan belum ada pembatasan sosial dan sebagainya, jadi belum terlalu besar dampaknya. Kalau kita lihat data ekspor di kuartal I/2020 bahkan masih sempat naik, cuma setelah pembatasan sosial berskala besar [PSBB] langsung turun,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/4/2020).
Dia menambahkan semestinya periode kuartal II/2020 menjadi pendongkrak kinerja emiten otomotif, baik yang bergerak di bidang perdagangan besar, maupun komponen. Pasalnya, penjualan biasanya meningkat seiring dengan momentum lebaran dan ramadan.
Pada periode tersebut, biasanya konsumsi mobil akan meningkat untuk kebutuhan mudik. Namun, dengan adanya pelarangan mudik, sulit membayangkan tingkat penjualan akan meningkat. Di sisi lain, kekhawatiran terhadap virus corona akan membuat masyarakat mengerem pembelian kendaraan baru.
Baca Juga
Menurutnya, dalam kondisi ini peluang pasar lebih banyak datang pada industri mobil bekas dan jasa perbaikan atau servis mobil. Pasalnya, orang akan cenderung memilih mobil lama dibandingkan membeli mobil baru.
Hal ini juga yang menurutnya akan membuat emiten komponen otomotif bakal cenderung lebih bertahan dibandingkan produsen ataupun pedagang otomotif. Menurunnya, permintaan terhadap suku cadang dan komponen akan tetap tinggi.
Hans juga berpendapat bahwa kinerja penjualan ban diperkirakan akan lebih cepat membaik dibandingkan mobil baru.Walhasil, emiten produsen bank seperti PT Gajah Tunggal Tbk. ataupun PT Goodyear Indonesia Tbk. diperkirakan akan lebih cepat bangkit.
“Sekarang kalau kita lihat kalau sudah selesai ini viru socorna, penjualan ban akan lebih cepat normal dibandingkan mobil baru. Artinya, spare part, termasuk ban, harusnya lebih baik dibandingkan emiten produsen atau penjual mobil.”
Menurutnya, dengan potensi penurunan kinerja hingga semester I/2020, momentum yang bisa diharapkan para emiten otomotif dan turunannya tinggal natal dan tahun baru. Dengan catatan, virus corona telah berlalu dan tidak ada dampak negatif secara permanen yang ditinggalkan.
Dia berpendapat sulit memprediksi dampak dari Covid-19 secara tepat, termasuk saat wabah ini telah berlalu. Menurutnya, tidak ada jaminan bahwa kegiatan dan aktivitas manusia akan kembali normal setelah pandemi ini, terlebih apabila pandemi ini berlangsung cukup lama.
“Kebutuhan orang akan kendaraan bisa jadi berubah, kita harus hati-hati menilai, apakah setelah apakah setelah Covid-19 kebutuhan orang akan berubah? Kalau ternyata tendensi orang keluar rumah dan membeli mobil menurun, bisa jadi demand tidak akan bangkit,” katanya.