Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) masih enggan mengomentari rencana penerbitan surat utang pada tahun ini kendati lembaga pemeringkat internasional seperti Moody’s sudah memberikan peringkat terkait rencana penerbitan itu.
Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan menyatakan bahwa proses penerbitan surat utang kini masih dalam kajian internal perseroan. Walhasil, hingga saat ini belum ada informasi yang dapat disampaikan kepada publik secara resmi.
“Masih proses internal, untuk detailnya belum bisa kami sampaikan. Segera setelah diperbolehkan akan disampaikan informasinya,” katanya kepada Bisnis, Senin (27/4/2020).
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service untuk pertama kalinya memberikan peringkat Baa2 kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk program global medium term note (GMTN).
Moody’s juga memberikan peringkat Baa2 untuk obligasi global Hutama Karya yang dijaminkan oleh pemerintah Indonesia atau guaranteed bond dengan mata uang dolar AS di bawah program GMTN senilai US$1,5 miliar.
Penerbitan rating untuk program GMTN dan obligasi itu sendiri dianggap sejalan dengan rating pemerintah Indonesia yakni Baa2 dengan outlook stabil. Sehingga, baik program dan obligasi itu sendiri disebutkan akan diuntungkan karena jaminan dari pemerintah Indonesia.
Baca Juga
Peringkat untuk obligasi yang akan diterbitkan itu diberikan setelah Moody’s turt menyematkan peringkat Baa3 untuk Long-Term Foreign-Currency Issuer Rating dengan menetapkan prospek stabil kepada Hutama Karya.
Sebagai penerbit obligasi yang berelasi dengan pemerintah (government-related issuer), peringkat yang itu merupakan gabungan dari baseline credit assessment (BCA) dan four-notch uplift.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional lainnya, Fitch Ratings turut menyematkan peringkat BBB- untuk Long Term Foreign-Currency Issuer Rating dan AA+(in) untuk National Long Term Rating kepada Hutama Karya dengan outlook stabil.