Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2020 Waskita Beton (WSBP) Raih Kontrak Rp567,5 Miliar, Turun 75 Persen

Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Siti Fathia mengatakan bahwa perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Maret 2020 mencapai Rp567,5 miliar. Realisasi ini hanya mencapai sekitar 25 persen dari perolehan kontrak pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,27 triliun.
Pabrik beton milik Waskita Beton Precast di Gasing, Palembang. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 725.000 ton/tahun dan menjadi pemasok utama proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung./waskitaprecast.co.id
Pabrik beton milik Waskita Beton Precast di Gasing, Palembang. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 725.000 ton/tahun dan menjadi pemasok utama proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung./waskitaprecast.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Perolehan kontrak baru PT Waskita Beton Precast Tbk. pada kuartal I/2020 mengalami penurunan signifikan akibat mulai merambatnya dampak negatif dari pandemi Covid-19 di Indonesia.

Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Siti Fathia mengatakan bahwa perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Maret 2020 mencapai Rp567,5 miliar. Realisasi ini hanya mencapai sekitar 25 persen dari perolehan kontrak pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,27 triliun.

“Nilai kontrak baru sampai dengan kuartal I/2020 mencapai Rp576,5 miliar, realisasi di bawahnya [target], terutama dikarenakan adanya pandemi Covid-19,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (22/4/2020).

Dia menjelaskan bahwa salah faktor menurunnya perolehan kontrak baru pada awal tahun ini adalah banyaknya penundaan proses tender. Hal ini terjadi seiring meningkatkan ketidakpastian bisnis di tengah pandemi virus corona.

Tidak hanya dari sisi tender kontrak baru, pandemi turut menghantam kegiatan operasional perseroan. Kegiatan produksi mengalami perlambatan karena adanya pembatasan operasional pabrik menjadi hanya satu shift atau giliran kerja saja.

Kondisi ini, lanjutnya, menyebabkan realisasi pendapatan usaha perseroan juga ikut rontok pada 3 bulan pertama tahun ini. Namun, dia enggan menyampaikan berapa besar penurunan yang diakibatkan oleh kondisi tersebut.

“Sistem satu shift berdampak pada penurunan jumlah produksi, yang pada akhirnya berdampak pada pencaian pendapatan usaha kami,” ujarnya.

Fathia mengatakan bahwa perseroan masih terus meninjau perkembangan dampak penyebaran Covid-19 terhadap perseroan. Namun, dia memperkirakan bahwa penyebaran virus corona tentu akan menjadi faktor terbesar yang memukul kinerja pada 2020.

“Kinerja pasti akan turun dengan adanya pandemi Covid-19 dan kami masih melakukan analisa dan evaluasi dampaknya dengan beberapa kemungkinan, hal ini dikarenakan kondisinya yang belum menentu,” katanya.

Dia menjelaskan perseroan terus berupaya menekan dampak negatif itu dengan melakukan efisiensi opeasional. Hal ini juga diiringi dengan upaya pengetatan beban umum dan administrasi perseroan dan inovasi produk untuk menangkap peluang baru setelah pandemi ini usai.

Dari sisi pemberi kontrak, pihaknya juga belum dapat menentukan potensi kontrak mana saja yang masih bisa diharapkan pada tahun ini. Menurutnya, semua potensi masih diupayakan untuk mencapai target pada tahun ini.

Pada tahun ini perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp10 triliun dan laba bersih Rp1,1 triliun. Dua target pendapatan dan laba itu meningkat lebih dari 30 persen realisasi pada 2018 yang masing-masing mencapai Rp7,46 triliun dan Rp806,14 miliar.

Emiten berkode WSBP ini juga menargetkan dapat membukukan kontrak baru sebesar Rp11,9 triliun. Dari target kontrak tersebut, sebanyak Rp5,89 triliun di antaranya ditargetkan akan berasal dari pihak eksternal. Nilai kontrak eksternal dan internal ditargetkan tumbuh 50 persen.

Adapun hingga saat ini, perseroan masih memiliki kontrak dihadapi atau orderbook sebesar Rp9,49 triliun. Nilai kontrak ini sudah termasuk kontrak baru sebesar Rp567,5 miliar yang didapatkan pada kuartal I/2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper