Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Kembali Melemah, Cermati Saham ACES, KLBF, dan TOWR

Pilarmas Sekuritas memperkirakan target IHSG untuk perdagangan hari ini adalah 4.571, dengan support level di 4.516 dan resistance level di 4.714.
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Usai tertekan pada penutupan perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali berada di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (16/4/2020)

Associate Direktur of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, pada perdagangan Rabu (15/4/2020), IHSG ditutup melemah 80 poin atau 1,71 persen ke 4.625.

Sejumlah sektor seperti aneka industri, keuangan, dan konsumsi bergerak negatif dan menjadi kontributor utama penurunan IHSG kemarin. Adapun, investor asing mecnatatkan jual bersih Rp379 miliar pada perdagangan kemarin.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan diperdagangkan pada level 4.516—4.714,” ujarnya melalui riset harian, dikutip pada Kamis (16/4/2020).

Pilarmas Sekuritas memperkirakan target IHSG untuk perdagangan hari ini adalah 4.571, dengan support level di 4.516 dan resistance level di 4.714.

Adapun, saham yang diperkirakan perlu dicermati untuk perdagangan hari ini adalah ACES dengan support di Rp1.230 dan resistance di Rp1.315, KLBF dengan support di Rp1.170 dan resistance di 1.260, dan TOWR di Rp765 dan Rp855.

Nico mengatakan bahwa salah satu sentimen yang akan menggerakan IHSG pada hari ini adalah data perekonomian Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam. Sejumlah data yang menunjukkan adanya perlambatan aktivitas ekonomi, baik produksi maupun konsumsi di negara itu, diperkirakan akan menjadi sentimen negatif bagi pasar finansial global, termasuk Indonesia.

“Kami mengharapkan adanya perbaikan perekonomian pada kuartal ketiga nanti. Alhasil, atas data ekonomi yang keluar, pelaku pasar dan investor mulai kembali mengambil investasi US Treasury untuk investasi yang lebih aman,” katanya.

The Fed dalam Beige Report-nya menyatakan bahwa aktivitas ekonomi di negara tersebut telah menurun secara drastis, terutama ada sektor manufaktur dan energi. Ekonomi AS diperkirakan akan masuk ke fase yang lebih pahit lagi dalam waktu dekat.

Dari dalam negeri dampak dari virus corona juga sama pahitnya. Menteri Keuangan telah menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan bisa turun ke 2,3 persen, bahkan menjadi pertumbuhan negatif jika situasi kian berat. Hal ini berpotensi meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia.

“Apa yang disampaikan oleh Sri Mulyani mungkin terefleksikan terhadap yield curve kita yang mulai menunjukkan flat curve, di mana imbal hasil obligasi jangka panjang mulai mengalami imbal hasil yang sama dengan imbal hasil obligasi jangka pendek,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa secara singkat, hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar dan investor mulai cemas terhadap prospek perekonomian jangka panjang. Pemerintah diharapkan sudah menyiapkan strategi dan stimulus untuk bisa bertahan di periode sulit ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper