Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menghentikan sementara operasional Grand Melia, Jakarta.
Investor Relation Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan selama masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), manajemen memutuskan untuk menghentikan operasional Gran Melia Jakarta. Penutupan akan dilakukan kurang dari sebulan.
“Melia Jakarta untuk sementara ini tutup dulu sampai dengan pertengahan Mei,” katanya kepada Bisnis, Rabu (15/4/2020).
Untuk diketahui, Hotel Gran Melia Jakarta merupakan salah satu portofolio bisnis perhotelan Surya Internusa. segmen perhotelan menyumbang 20 persen dari total pendapatan sekitar Rp811,4 miliar.
Gran Melia Jakarta (GMJ) dan Hotel Melia Bali (MBH) menyumbang sekitar 69,8 persen dari total pendapatan perhotelan. Sementara sisanya disumbangkan dari Banyan Tree Ungasan Resort (BTUR) dan BATIQA Hotels.
Erlin tidak memungkiri bila segmen perhotelan akan mendapatkan pengurangan kontribusi. Pasalnya, Gran Melia yang menjadi motor pemasukan harus berhenti beroperasi.
“Saat ini sangat sulit untuk memprediksi performa kami sampai akhir tahun 2020 ya. Kami melihat akan adanya dampak semua ini ke revenue terutama dari hospitality business unit,” imbuhnya.
Untuk diketahui, tingkat hunian kamar atau okupansi Gran Melia Jakarta untuk 2019 mencapai 44,8 persen dengan tarif kamar rata-rata sekitar US$88,5 sedangkan tahun sebelumnya US$94,2. Adapun tingkat hunian Hotel Melia Bali pada level 78,2 persen dengan harga rata-rata US$118,3.
BTUR mencatat okupansi kamar 57,8 persen tumbuh sedangkan tahun sebelumnya level 55,1 persen. Sementara, tarif rata-rata mencapai US$439,8 dibandingkan dengan 2018 US$467,6.
Okupansi Hotel Batiqa di 7 lokasi mencapai 63,8 persen dengan harga rerata Rp314.449 pada 2019. Erlin mengatakan untuk MBH, BTUR dan Batiqa operasional masih berjalan seperti biasa.