Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tolak Pangkas Produksi 400.000 Bph, Meksiko Bikin Suram Harga Minyak

Rencana Arab Saudi dan Rusia untuk memangkas produksi minyak guna menstabilkan harga komoditas tersebut berpotensi terkendala karena ulah Meksiko
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Arab Saudi dan Rusia untuk memangkas produksi minyak guna menstabilkan harga komoditas tersebut berpotensi terkendala karena ulah Meksiko.

Rencana dua raksasa minyak dunia itu terungkap dalam pembicaraan via konferensi selama lebih dari 9 jam. Namun, salah satu delegasi menyatakan bahwa OPEC+ tidak akan menyetujui pemangkasan produksi tanpa persetujuan Meksiko. Pertemuan ini diperkirakan tidak akan dilanjutkan pada hari ini.

Sebelumnya, pada Kamis (9/4/2020) waktu setempat, OPEC+ telah menyetujui secara tentatif pemangkasan produksi hingga 10 juta barel minyak per hari pada Mei dan Juni. Arab Saudi dan Rusia, masing-masing akan memangkas produksi hingga 8,5 juta barel per hari. Adapun, seluruh anggota OPEC+ lainnya sepakat memangkas suplai 23 persen.

Meski mandek, upaya penurunan tingkat suplai minyak global masih mungkin terjadi dengan keterlibatan negara lain seperti AS dan Kanada. Hal itu akan dibahas dalam pertemuan 20 Kementerian Energi dari negara-negara G-20 pada hari ini, Jumat (10/4/2020). AS dan Kada dapat berkontribusi dalam mengurangi produksi sedikitnya 5 juta barel per hari.

Menteri Energi Meksiko Rocio Nahle Garcia yang menolak rencana ini, kemudian menyatakan bahwa negaranya hanya ingin memangkas produksi hingga 100.000 barel per hari. Jumlah ini jauh lebih rendah dari yang diusulkan OPEC+ yakni sekitar 400.000 barel per hari.

Kendati tersendat oleh sikap Meksiko, diperkirakan tidak akan mengganggu rencana negara OPEC+ lainnya untuk mengurangi produksi. Pasalnya, penurunan harga minyak telah menjadi horor nyata bagi negara produsen minyak raksasa seperti Arab Saudi dan Rusia.

Mantan Deputi Menteri Perminyakan Meksiko Aldo Quiroga mengatakan bahwa semestinya negaranya turut serta dalam rencana global tesebut. Dia menyebut hal ini sebagai tanggung jawab negara terhadap pasar domestik maupun internasional.

“Meksiko bisa dan seharusnya ikut dalam upaya menstabilkan pasar minyak dunia. Pemangkasan produksi tidak hanya dibutuhkan, tetapi juga sangat mungkin,” katanya dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/4/2020).

Kondisi ini membuat upaya pemangkasan produksi minyak bukan semata perkara ekonomi, tetapi juga persoalan politis. OPEC+ saat ini juga diketahui mendapat tekanan cukup besar dari Presiden AS Donald Trump untuk segera menyepakati pemangkasan produksi.

Presiden dari Partai Republik tersebut diketahui telah menghubungi langsung pemimpin Rusia dan Arab Saudi untuk memuluskan hajatnya. Trump khawatir penurunan harga minyak jika tak terbendung akan semakin memperparah pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

Chief Oil Analyst Enegery Aspects Ltd. Amrita Sen mengatakan bahwa dalam perspektif politik, keputusan pemangkasan produksi dibutuhkan. Dia mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi penguat posisi kedua negara dalam hubungan politisnya dengan AS.

“Baik Arab Saudi maupun Rusia akan tetap meangkas produksinya, dan pemangkasan ini juga akan memenangkan poin politik untuk keduanya,” ujarnya.

Kendati demikian, pemangkasan produksi minyak tetap akan menghadapi kendala luar biasa dari sisi permintaan. Meski pemangkasannya setara dengan 10 persen pasokan minyak global, pasar global akan menghadapi penurunan permintaan sekitar 35 juta barel per hari.

Hari ini, harga minyak Brent di London turun 4,1 persen ke level US$31,48 per barel. Perang harga di antara para produsen minyak global yang terjadi bersamaan dengan penyebaran virus corona membuat harga minyak turun hingga separuhnya pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper