Bisnis.com, JAKARTA-- Emiten jasa arsitektur PT Aesler Grup Internasional Tbk. (RONY) menargetkan dapat tumbuh 67,40 persen dibandingkan dengan 2019.
Emiten anyar itu menargetkan pertumbuhan yang ambisius pada tahun ini. Jang Rony Yuwono, Presiden Direktur Aesler Grup Internasional mengatakan perseroan mengincar pertumbuhan pendapatan 67,40 dan pertumbuhan laba bersih 38,26 persen
“Hal ini disebabkan terdapat beberapa kontrak baru yang diperoleh Aesler, juga terdapat tambahan pendapatan dari fit out yang akan mulai ditekuni oleh Aesler setelah mendapatkan dana penawaran umum,” katanya melalui siaran pers, Kamis (9/4/2020).
Perseroan, lanjutnya, melihat bahwa terdapat potensi besar untuk permintaan high rise building di Indonesia. Hal ini didukung dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia dan ketersediaan lahan di kota-kota besar.
Jang mengatakan hal tersebut akan berpengaruh pada meningkatnya permintaan pada kegiatan penyediaan jasa manajemen konstruksi dan kebutuhan penyediaan blueprint untuk pembangunan gedung-gedung.
Sementara itu menilik dari prospektus perseroan, pada September 2019 RONY mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,78 miliar. Sekitar Rp6,79 miliar berasal dari jasa arsitektur, Rp2,02 miliar dari manajemen konstruksi dan Rp973,40 juta jasa rendering.
Baca Juga
Total pendapatan naik 176 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp3,54 miliar. Kenaikan disebabkan perseroan menerima pendapatan jasa dari jasa arsitektur berupa perencanaan dan penggambaran sketsa struktur & tata bangunan ke PT Mega Daya Prima sebesar Rp1,31 miliar, PT Pollux Kemang Superblok sebesar Rp3,70 miliar dan PT Pollux Lito Karawang sebesar Rp1,76 miliar.
Hal ini tentu saja mengerek laba tahun berjalan sebesar 3840 persen ke level Rp4,63 miliar dari posisi sebelumnya Rp117,73 juta
Pada masa penawaran umum RONY menghimpun dana segar Rp25 miliar. Dana itu sekitar Rp10 miliar akan dipakai oleh perseroan untuk mendukung kegiatan usaha arsitektur.
Sekitar Rp3,75 miliar adalah pemberian jasa fit-out kepada pelanggan, sedangkan sisanya Rp11,25 miliar akan dipakai untuk modal kerja.