Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's Ubah Outlook Peringkat Utang Jasa Marga Jadi Negatif

Volume lalu lintas jalan tol Jasa Marga diperkirakan turun 35 persen s.d 45 persen secara tahunan pada April 2020.
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service mengubah prospek atas surat utang PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Moody's juga menegaskan peringkat surat utang Jasa Marga di Baa2.

Berdasarkan laporan Moody's yang dikutip Bisnis.com, Kamis (9/4/2020), perubahan prospek peringkat tak lepas dari peningkatan risiko kredit akibat penyebaran virus corona (Covid-19). 

Berbagai kebijakan pemerintah untuk menangani virus ini diestimasi bakal memangkas volume lalu lintas di jalan tol. Walhasil, penurunan trafik akan melemahkan arus kas Jasa Marga.

Sejauh mana penurunan volume lalu lintas memang belum dipastikan karena hingga laporan Moody's disusun, pemerintah belum menerapkan kebijakan lockdown atau karantina. 

Namun, sebagaimana diketahui, wilayah DKI Jakarta sudah disetujui untuk diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tanpa kebijakan lockdown, Moody's memperkirakan trafik akan turun 35 persen s.d 45 persen (year on year) pada April 2020.

Selain kebijakan terkait penanganan virus corona, Jasa Marga juga terpapar risiko penundaan penyesuaian tarif. Memang, regulator jalan tol bakal memberikan kompensasi. Namun, ihwal bentuk, jumlah, dan periode kompensasi belum jelas.

Terlepas dari situasi yang amat menantang, secara historis kinerja Jasa Marga cukup tangguh. Permintaan terhadap jalan bebas hambatan terus bertumbuh seiring dengan peningkatan kelas menengah dalam struktur demografi Indonesia. 

Dalam 12-18 bulan mendatang, Moody's memperkirakan likuiditas Jasa Marga akan melemah. Hal ini didorong oleh arus kas negatif akibat virus corona, alokasi dana untuk buyback saham Rp500 miliar, dan pembayaran dividen.

Di samping itu, Jasa Marga juga perlu menebus Komodo Bond senilai Rp4 triliun yang akan jatuh tempo pada 11 Desember 2020. 

Moody's memahami bahwa hingga akhir Maret 2020, Jasa Marga memiliki kas sekitar Rp3,5 triliun. Likuiditas bisa bertambah dari komitmen kredit sebanyak Rp21,5 triliun yang mana durasi komitmen Rp8,2 triliun akan berakhir dalam 12 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper