Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Siap Menguat di tengah Optimisme Menurunnya Angka Kematian Covid-19

Bursa Asia siap menguat pada perdagangan pagi ini, Selasa (7/4/2020), di tengah optimisme mengenai tanda-tanda menurunnya angka kematian secara harian di beberapa episentrum penyakit virus corona (Covid-19).
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia siap menguat pada perdagangan pagi ini, Selasa (7/4/2020), di tengah optimisme mengenai tanda-tanda menurunnya angka kematian secara harian di beberapa episentrum penyakit virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS naik 0,2 persen pukul 8.28 pagi waktu Tokyo (pukul 6.28 WIB), setelah indeks saham acuan AS ini melonjak 7 persen ke level tertingginya sejak 13 Maret pada perdagangan Senin (6/4/2020) di New York.

Kontrak berjangka indeks Nikkei 225 Jepang pun naik tajam 1,8 persen, kontrak indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak 2,4 persen, dan Hang Seng Hong Kong menanjak 1 persen.

Kontrak berjangka indeks saham di Jepang mengarah pada awal perdagangan yang kuat ketika Perdana Menteri Shinzo Abe diperkirakan akan segera mengumumkan keadaan darurat selama sebulan penuh dan perincian paket stimulus untuk memerangi penyebaran virus corona (Covid-19).

Sebagian besar optimisme di pasar muncul di tengah bertambahnya tanda-tanda bahwa krisis corona mungkin mereda di sejumlah wilayah.

Italia, Prancis, Jerman, dan Spanyol melaporkan jumlah kasus baru yang lebih rendah. Di New York, Gubernur Andrew Cuomo mengatakan, laju angka kematian menunjukkan indikasi menyentuh posisi mendatar.

Sementara itu, laju angka kematian di Inggris melambat untuk hari kedua, meskipun jumlah korban jiwa akibat virus mematikan ini menembus 5.000 orang.

“Tidak dapat dikatakan bahwa keadaan telah berubah dengan pasti, tetapi tampaknya itu adalah pertanda baik," ujar Mark Heppenstall, chief investment officer di Penn Mutual Asset Management, seperti dilansir dari Bloomberg.

Di sisi lain, meskipun kondisi bullish mengarah pada valuasi yang lebih menarik dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya, ada kekhawatiran tentang data ekonomi yang suram dan meningkatnya biaya perusahaan akibat pandemi corona dan penutupan aktivitas bisnis.

CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon mengatakan pandemi ini akan mengarah pada penurunan ekonomi yang besar dan tekanan yang mencerminkan kehancuran yang hampir menjatuhkan sistem keuangan AS pada 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper