Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Metropolitan Kentjana Tbk. (MKPI) melakukan efisiensi budget untuk menekan dampak ekonomi akibat Covid-19.
Vice President Director Metropolitan Kentjana Tbk. Jeffry Tanudjaja menyebutkan perseroan mengambil langkah efisiensi supaya kinerja keuangan perseroan tidak kebobolan. Pasalnya, Covid-19 berdampak pada penjualan perseroan.
"Strategi kami tentunya dengan mengetatkan pengeluaran yang masih bisa ditunda pelaksanaannya," katanya kepada Bisnis.com pada Senin malam (6/4/2020).
Misalnya, kata Jeffry, kegiatan promosi serta acara yang biasanya banyak mendatangkan pengunjung seperti trapeze. Selain itu, MKPI juga bakal menunda rencana renovasi yang bersifat untuk mendekorasi keindahan.
Menurutnya pengetatan kas akan dilakukan sampai badai korona berlalu. Meski demikian, pengembang kawasan Pondok Indah itu tetap akan meluncurkan area komersil PIOT 5 pada kuartal akhir 2020. Sementara untuk operasional PIM 3 akan berlangsung pada Maret 2021.
"Sebelum adanya corona, kami sudah koordinasi dengan para calon penyewa bahwa PIM3 akan dibuka di awal Maret 2021 menyesuaikan dengan spring collection," imbuhnya.
Baca Juga
Selain itu, pendapatan MKPI pada 2019 turun sebesar 15,56 persen menjadi Rp1,87 triliun. Top line perseroan terkoreksi karena penjualan segmen tanah dan bangunan berkurang 73,38 persen ke posisi Rp210,98 miliar.
Segmen itu pada tahun sebelumnya berkontribusi 35,61 persen atas total pendapatan sebesar Rp2,21 triliun. Sementara pada 2019, kontribusi segmen tanah dan bangun hanya 11,27 persen saja.
Jeffry mengatakan untuk penjualan tanah dan bangunan tahun ini akan melandai. "Segmen itu sepertinya belum akan membaik pada tahun ini," imbuhnya.
Dalam laporan keuangan perseroan, manajemen menyebutkan penjualan tanah dan bangunan sebagian besar merupakan penjualan 4,90 persen dan 18,95 persen apartemen Pondok Indah Residence tahun 2019 dan 2018 .
Penurunan pendapatan pada 2019 sebagian besar dikarenakan penurunan penjualan tanah dan bangunan pada Pondok Indah Residance sebesar 73 persen. Selain itu, pengakuan penjualan juga telah diakui sebagian besar pada 2018 dan 2017.