Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 2019 : Tumbuh Tipis, Kalbe Farma (KLBF) Raup Laba Rp2,5 Triliun

Pertumbuhan laba Kalbe Farma ditopang oleh kenaikan pendapatan yang mencapai 7,4 persen
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) beserta Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius (kedua dari kanan), Presiden Komisaris Kalbe Farma Bernadette Ruth Irawati Setiady (kedua dari kiri) PT Kalbe Farma Tbk. usai kunjungan kerja di Pabrik  milik perseroan di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020) /Bisnis - Ipak Ayu
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) beserta Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius (kedua dari kanan), Presiden Komisaris Kalbe Farma Bernadette Ruth Irawati Setiady (kedua dari kiri) PT Kalbe Farma Tbk. usai kunjungan kerja di Pabrik milik perseroan di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020) /Bisnis - Ipak Ayu

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan pendapatan menjadi penopang kinerja PT Kalbe Farma Tbk. dalam mencatatkan laba sebesar Rp2,5 triliun pada 2019, tumbuh tipis dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan 2019, emiten berkode saham KLBF ini mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 2,02 persen secara tahunan. Pada tahun sebelumnya, perolehan laba perseroan mencapai Rp2,45 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan kinerja operasional inti perseroan pada 2019. Hal ini terlihat dari pertumbuhan pendapatan sebesar 7,4 persen secara tahunan menjadi Rp22,63 triliun.

Hal itu sejalan dengan kenaikan beban pokok yang cukup tinggi, yakni sebesar 10,37 persen. Beban pokok penjualan perseroan per akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp12,39 triliun, adapun pada akhir 2018 tercatat sebesar Rp11,22 triliun.

Meski secara persentase pertumbuhan beban pokok tercatat lebih tinggi dari pendapatan, perolehan laba kotor perseroan masih meningkat sekitar 4,2 persen, menjadi Rp10,24 triliun.

Di sisi lain perseroan juga mengalami beberapa kenaikan beban. Salah satunya adalah beban keuangan, yang naik 35,92 persen menjadi Rp40,42 miliar. Selain itu, beban penelitian dan pengembangan naik 17,67 persen menjadi Rp286,65 miliar.

Perseroan juga mencatatkan rugi selisih kurs sebesar Rp13,63 miliar. Pada tahun sebelumnya perseroan mencatatkan keuntungan selisih kur sebesar Rp10,58 miliar. Selain itu tercatat ada kerugian aktuarial sebesar 34,21 miliar.

Di sisi lain, perseroan tercatat memliki total aset senilai Rp20,26 triliun pada tahun lalu, naik sekitar 11,67 persen. Sementara itu, liabilitas dan ekuitas tercatat sebesar Rp3,55 triliun (naik 24,18 persen) dan Rp16,70 triliun (naik 9,23 persen).

Kendati aset meningkat, posisi kas perseroan menurun sekitar 4,96 persen menjadi Rp2,99 triliun. Penyebab penurunan posisi kas adalah meningkatnya arus kas keluar untuk kegiatan pendanaan, dan menurunnya kas bersih yang dihasilkan dari operasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper