Bisnis.com, JAKARTA - Outlook penerbitan obligasi korporasi sejumlah sektor mengalami penurunan seiring dengan peningkatan ketidakpastian di pasar regional dan global.
Direktur Pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia Eddy Handali menuturkan, pihaknya telah mengkaji ulang outlook sektor-sektor dengan memperhitungkan dampak dari pandemik corona. Hasilnya, sebagian besar outlook sektor-sektor utama menjadi negatif.
Menurutnya, sektor yang paling terdampak dari ketidakpastian ini berasal dari bidang perbankan, lembaga keuangan non perbankan, penerbangan, pariwisata, serta minyak dan gas.
Perubahan tersebut disebabkan oleh beragam faktor sebagai konsekuensi dari peningkatan ketidakpastian global, di antaranya adalah penurunan pendapatan, pengetatan marjin, pengetatan likuiditas, dan terbatasnya sumber pendanaan,
Eddy mengatakan, sektor-sektor tersebut terdampak pada satu atau beberapa kriteria. Bidang keuangan, misalnya, akan merasakan efek penurunan kredit. Sementara itu, minyak dan gas diproyeksikan masih merasakan dampak dari penurunan harga minyak dunia selama beberapa waktu ke depan.
"Bila efek virus corona berkepanjangan, beberapa sektor juga akan memburuk, diantaranya palm oil, properti, otomotif, dan konstruksi," katanya saat dihubungi pada Kamis (2/4/2020).
Baca Juga
Sementara itu, bidang usaha yang masih aman dari guncangan global saat ini diantaranya adalah telekomunikasi, kesehatan, utilities, dan makanan dan minuman. Menurutnya, permintaan dari bidang telekomunikasi, utilities, dan makanan-minuman relatif akan stabil dengan adanya kebijakan work from home dan pembatasan sosial skala besar (PSSB)
Sementara itu, permintaan dari bidang kesehatan diproyeksikan akan naik dengan pandemi virus corona.
Pada kondisi sekarang, Eddy mengatakan Fitch lebih mengutamakan analisa likuiditas dalam mengkaji dampak pandemik dalam jangka pendek. Selain itu, pihaknya juga terus memonitor perkembangan dampak pandemik serta kebijakan publik untuk menstimulasi perekonomian.
Dalam pemeringkatan, ia menambahkan pihaknya kita lebih melihat proyeksi kinerja perusahaan. Menurutnya, gangguan ekonomi jangka pendek bisa saja tidak berdampak pada peringkat utang sebuah perusahaan.
"Fundamental perusahaan bisa tetap solid dan likuiditas juga terkelola dengan baik meskipun sedang dilanda ketidakpastian global yang tinggi," pungkasnya.