Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Borong Asing di Saham BBCA, BMRI, BBNI Topang IHSG Sesi I

Indeks mengakhir perdagangan sesi pertama dengan menguat tipis 0,36 persen atau 16,415 poin ke level 4.555,345 pada akhir sesi pertama, Rabu (1/4/2020).
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan bergerak zig-zag sepanjang sesi pertama perdagangan, Rabu (1/4/2020). Lima saham berkapitalisasi jumbo atau big caps menahan pergerakan indeks jatuh ke zona merah.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali sesi pertamanya di April 2020 dengan bergerak zig-zag. Sempat memerah ke level 4.510,880, indeks bergerak naik dan sempat menyentuh level tertinggi 4.627,418 pada sesi perdagangan pertama, Rabu (1/4/2020).

Namun, laju IHSG kembali tergelincir sebelum akhir rebound kembali 0,61 persen 4.566,417 sekitar pukul 11:00 WIB. Indeks mengakhir perdagangan sesi pertama dengan menguat tipis 0,36 persen atau 16,415 poin ke level 4.555,345 pada akhir sesi pertama, Rabu (1/4/2020).

Sebanyak 187 saham menguat, 173 terkoreksi, 139 stagnan. Total transaksi saham yang terjadi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp3,55 triliun.

Saham-saham big caps menjadi penopang laju indeks pada sesi pertama perdagangan, Rabu (1/4/2020). Hal itu sejalan dengan aksi beli yang dilakukan oleh investor asing terhadap emiten berkapitalisasi jumbo.

Investor asing tercatat membukukan net buy atau beli bersih di pasar reguler untuk saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp97,8 miliar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rp28,9 miliar, PT Bank Negara Indonesia (Persero) (BBNI) Rp26,1 miliar, dan PT Astra International Tbk. (ASII) Rp6,4 miliar sampai dengan akhir sesi pertama, Rabu (1/4/2020).

Adapun, penguatan harga saham masing-masing emiten big caps itu yakni BBCA 1,72 persen, BMRI 0,64 persen, BBNI 0,79 persen, dan ASII 1,54 persen.

Pergerakan itu terjadi di usai Bursa Amerika Serikat kembali rontok pada sesi perdagangan, Selasa (31/3/2020) waktu setempat. Indeks S&P 500 terkoreksi 1,60 persen dan Indeks Dow Jones terkoreksi 1,84 persen.

Namun, dari dalam negeri, sentimen dari rencana stimulus Rp405,1 triliun yang disiapkan pemerintah untuk membantu rakyat dan menstimulus ekonomi di tengah penyebaran COVID-19 turut mewarnai laju IHSG.

Pagi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan dua skenario dampak perekonomian Indonesia akibat dari penyebaran COVID-19. Pertama, skenario berat dengan proyeksi pertumbuhan 2,3 persen, harga minyak dunia US$38 per barel, nilai tukar rupiah Rp17.500 per dolar AS, dan inflasi 3,9 persen.

Kedua, skenario ekonomi sangat berat dengan proyeksi pertumbuhan minus 0,4 persen, harga minyak dunia US$31 per barel, inflasi 5,1 persen, dan nilai tukar mencapai Rp20.000 per dolar AS.

Sementara itu, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai hari ini pasar cukup menyambut baik rencana stimulus Rp405 triliun yang akan dikeluarkan pemerintah untuk membantu rakyat dan menstimulus ekonomi. Namun, faktor sentimen global dari dampak penyebaran COVID-19 membuat IHSG masih bergerak zig-zag.

“Jadi untuk saat ini memang masih sangat sulit untuk melakukan aksi karena berita yang muncul dari pasar global juga masih memberikan sinyal yang mixed, Dow Jones Futures yang saat negatif di pagi hari bisa berubah menjadi positif dan juga sebaliknya,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (1/4/2020).

Dia menyarankan agar investor tetap memiliki cadangan kas yang memadai. Namun, hal itu bukan berarti tidak melakukan investasi.

“Pada saat ini yang membedakan investor yang akan sukses adalah dalam hal money management,” jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper