Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten properti dan kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. mencetak perolehan laba bersih sebanyak Rp92,03 miliar, tumbuh 145 persen dibandingkan dengan posisi 2018.
Pertumbuhan laba bersih yang signifikan turut mengerek laba bersih per saham atau earning per share (EPS) dari Rp8,10 pada 2018 menjadi Rp19,95 pada 2019.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan Surya Internusa, Senin (30/3/2020), pertumbuhan laba perseroan ditopang kenaikan pendapatan sebesar 8,69 persen menjadi Rp4 triliun. Selain itu, perolehan laba menjadi tebal karena Surya Internusa bisa menekan beban 1,72 persen menjadi Rp628,62 miliar.
Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar Rp8,09 triliun. Aset lancar SSIA mencapai Rp4,05 triliun sedangkan aset tidak lancar senilai Rp4,03 triliun.
Di sisi kewajiban, total liabilitas SSIA mencapai Rp3,61 triliun. Liabilitas jangka pendek mencapai Rp1,71 triliun dengan liabilitas jangka panjang sebesar Rp1,90 triliun.
Selama 2019, SSIA menghabiskan operational expenditure sebesar Rp122,61 miliar turun 85,59 persen. Pada tahun sebelumnya pos ini mencatatkan pengeluaran sejumlah Rp847,11 miliar.
Adapun belanja modal yang dihabiskan oleh SSIA mencapai Rp35,29 miliar. Kas dan setara kas akhir periode SSIA tercatat sebesar Rp1,52 triliun.
Sebelumnya, Presiden Direktur Surya Semesta Internusa Johannes Suriadjaja mengatakan tahun ini lebih menantang daripada tahun lalu. Pasalnya beberapa calon pembeli menunda perjalanan bisnis akibat larangan bepergian yang diterapkan sejumlah negara.
“[Karena ada penyebaran virus calon pembeli] menahan dan banyak yang sudah tidak bisa traveling lagi jadi tertunda semua,” katanya.
Johannes menambahkan penjualan baru kemungkinan bakal naik pada semester II/2020 sedangkan untuk semester I/2020 masih terbilang landau. Selain itu, rencana peresmian Subang City Industry (SCI) milik PT Surya Semesta Internusa Tbk. juga terpaksa mundur.