Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) membukukan pertumbuhan pendapatan 11,13 persen menjadi Rp9,4 triliun sepanjang tahun 2019.
Dikutip dari publikasi laporan keuangan, Jumat (27/3/2020), jumlah pendapatan Kimia Farma pada 2019 lebih tinggi dibandingkan posisi 2018 sebanyak Rp8,46 triliun.
Kenaikan penjualan juga diiringi kenaikan beban pokok sebesar 15,72 persen menjadi Rp5,9 triliun. Beban usaha bahkan naik lebih tinggi sebesar 23,71 persen menjadi Rp3,21 triliun.
Tak sampai disitu, beban keuangan perseroan pelat merah tersebut juga melonjak 119,16 persen ke posisi Rp497,97 miliar sepanjang tahun 2019.
Hal ini membuat perseroan mencetak kerugian Rp12,72 miliar, berbalik dari keuntungan Rp491,56 miliar pada 2018.Walhasil, laba per saham atau earning per share yang dibagikan perseroan sebesar Rp88,51 pada 2018 berbalik minus Rp2,29 pada tahun 2019.
Secara umum, total aset perseroan juga meningkat 62 persen, dari posisi Rp11,33 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp18,35 triliun pada tahun 2019.
Dengan meningkatnya arus kas untuk aktivitas operasi dan investasi, yang tidak dibarengi dengan kenaikan signifikan dari pendapatan kas dari aktivitas pendanaan, maka perseroan menelan beban penurunan kas dan setara kas sebesar Rp703,41 miliar ditambah.
Ditambah dengan rugi dari perubahan kurs terhadap kas dan setara kas pada tahun 2019 yang membengkak menjadi Rp4,98 miliar, maka kas dan setara kas akhir periode perseroan turun 34,24 persen menjadi Rp1,36 triliun.