Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terapkan Convergent Rate, Gubernur BI: Biar Tidak Ada Pembeli Dolar yang Nubruk-Nubruk

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,18 persen ke level Rp16.305 per dolar AS pada perdagangan Kamis (26/3/2020).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menerapkan convergent rate untuk nilai tukar rupiah di bank dan broker. Hal ini dilakukan agar proses jual beli valuta asing (valas) berlangsung baik di tengah ketidakpastian pasar akibat wabah virus corona (Covid-19).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang anjlok pekan lalu merupakan imbas dari kepanikan yang terjadi di pasar keuangan.

"Misalnya kita dalam kondisi panik ingin beli beras. Nah, ada pembeli nubruk-nubruk itu kemudian memberi kuotasi dengan harga tinggi ke berbagai pihak. Dua minggu lalu terjadi kepanikan global, investor global ingin lepas SBN [surat berharga negara] beli dolar," katanya saat siaran melalui Channel Youtube Bank Indonesia, Kamis (26/3/2020).

Menurut Perry, investor asing menempatkan dana di bank dan broker. Dalam kondisi panik, lanjutnya, terjadi perbedaan nilai tukar rupiah (spread) di beberapa bank dan broker.

BI sebagai satu-satunya pemasok dolar mengupayakan kebutuhan atau mendekarkan tools yang ada di broker dan perbankan.

"Langkah itu membuahkan hasil. Nilai tukar rupiah sudah convergent, jual beli valas berlangsung baik. Hari ini, sebagian investor global masuk ke pasar untuk membeli saham dan SBN," jelasnya.

Meski demikian, Perry menuturkan kebijakan convergent rate bukan berarti BI mengatur pergerakan pasar. BI hanya berupaya memastikan permintaaan dan penawaran di pasar keuangan dan valas berjalan baik. Oleh karena itu, dia meminta investor tidak panik dan tetap membeli dolar dengan harga semestinya.

"Kami tak ingin mengatur pasar, hanya memastikan supply-demand [dolar] di bank berjalan baik. Ini kan karena panik investor ingin nubruk-nubruk, mereka berani membayar dolar dengan harga tinggi. Namun, ada juga investor sabar yang tak meminta nilai tukar tinggi," ungkapnya.

Berdasarkan laporan Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,18 persen ke level Rp16.305 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (26/3/2020). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,526 atau 0,52 poin ke level 100,524 pada pukul 15.50 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper